
SEMINAR PEMIMPIN GEREJA : Calon Gubernur Kalteng, nomor urut 3, Agustiar Sabran menghadiri seminar pemimpin Gereja se-Kalteng, Jumat (15/11/24). (FOTO : IFA/PE)
PALANGKA RAYA – Calon Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) nomor urut 3, Agustiar Sabran, hadir secara langsung dalam kegiatan seminar pemimpin gereja se-Kalteng yang digelar di GPU Tambun Bungai, Jumat (15/11/24).
Seminar ini menghadirkan narasumber ternama, Rony Immanuel yang dikenal dengan nama panggung Mongol Stres, yang turut berbagi pandangannya tentang pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama di Kalteng.
Usai acara, kepada awak media Agustiar Sabran menjelaskan mengenai pandangannya tentang toleransi agama di Kalteng. Dalam kesempatan tersebut, Agustiar menegaskan bahwa toleransi antar umat beragama di Kalteng sudah berjalan dengan sangat baik.
“Toleransi kita untuk menjaga persaudaraan dan perdamaian, di Kalteng sudah terjalin dengan baik. Selama ini, hubungan antar umat beragama terjaga dengan harmonis,” ujarnya.
Lebih lanjut, Agustiar menambahkan bahwa keberagaman di Kalteng bukan hanya dilihat sebagai kekayaan budaya, tetapi juga sebagai fondasi untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
“Huma Betang, yang menjadi simbol keharmonisan dan kebersamaan masyarakat Dayak, selalu menjadi panduan kami dalam menjaga hubungan yang baik antar sesama. Kami sudah terbiasa hidup dalam suasana persaudaraan yang solid,” kata Agustiar.
Sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD), Agustiar juga menegaskan komitmennya dalam menghargai setiap agama yang ada di Kalteng. Ia mengungkapkan bahwa dalam kapasitasnya sebagai pejabat adat, dirinya selalu berusaha hadir dalam berbagai kegiatan keagamaan tanpa membeda-bedakan.
“Saya selalu menempatkan diri untuk menghadiri setiap undangan dari berbagai agama, baik itu Katolik, Islam, Buddha, atau agama lainnya. Semisal besok ada undangan dari komunitas Katolik, saya akan datang. Undangan agama Islam juga saya datangi, dan begitu pula dengan agama Buddha. Semua agama saya datangi, tanpa membeda-bedakan,” tambah Agustiar.
Dalam wawancara tersebut, Agustiar juga menegaskan bahwa perbedaan pilihan politik atau agama tidak seharusnya menjadi pemecah belah dalam kehidupan masyarakat.
“Masalah pilihan politik itu adalah hal yang berbeda. Yang penting adalah kita tetap menjaga persaudaraan, saling menghormati, dan mendukung satu sama lain. Itulah yang telah menjadi ciri khas Kalteng selama ini,” kata Agustiar.
Agustiar juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat yang terus menjaga kerukunan dan toleransi di Kalteng. Menurutnya, kerukunan antar umat beragama adalah salah satu pilar penting dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan damai.
“Saya berharap, kedepannya, toleransi ini tidak hanya menjadi slogan, tetapi terus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di Kalteng. Kita semua harus saling menjaga dan menghargai satu sama lain, karena itu adalah kunci keberhasilan dalam membangun daerah ini,” tegas Agustiar.
Toleransi yang kuat di Kalteng, menurut Agustiar, adalah aset yang sangat berharga dalam pembangunan daerah, baik dalam aspek sosial, budaya, maupun ekonomi. Dalam konteks pemilu, ia berharap masyarakat Kalteng bisa memilih pemimpin yang memiliki visi dan komitmen yang sama untuk menjaga kerukunan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
“Kalteng dikenal sebagai provinsi yang memiliki masyarakat multikultural dengan berbagai suku, agama, dan budaya. Di tengah perbedaan tersebut, semangat toleransi dan kebersamaan tetap terjaga. Huma Betang sebagai simbol persaudaraan masyarakat Dayak di Kalteng juga menggambarkan semangat untuk hidup berdampingan secara harmonis,” ungkapnya.
Agustiar Sabran, yang juga merupakan calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalteng 2024, tampaknya berkomitmen untuk melanjutkan tradisi tersebut dengan memastikan bahwa keberagaman tidak menjadi sumber perpecahan, melainkan kekuatan yang dapat mendorong Kalteng menuju masa depan yang lebih baik. Sebagai calon pemimpin, Agustiar berjanji untuk terus menjaga dan memperkuat toleransi agama serta persaudaraan antar sesama warga Kalteng, karena hal itu adalah kunci untuk membangun masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera. (ifa/)