PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama dengan unsur Forkopimda berkomitmen untuk memastikan keamanan dan kondusifitas wilayah Kalteng tetap terjaga. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng, Katma F Dirun, dalam sebuah sosialisasi pencegahan ekstremisme yang mengarah pada terorisme dan pencegahan penyalahgunaan narkoba, Senin (2/12/24).
Katma menegaskan bahwa terdapat dua potensi besar yang dapat mengancam stabilitas keamanan, yaitu penyalahgunaan narkoba dan radikalisme yang mengarah pada paham ekstrem dan terorisme.
Penyalahgunaan narkoba, menurutnya, dapat merusak generasi muda dan menyebabkan kerusakan sosial, sedangkan pemahaman ekstrem yang mengarah pada terorisme dapat menghancurkan keharmonisan serta kedamaian di tengah masyarakat.
“Sebagai pemerintah, kami dan Forkopimda bertekad untuk memastikan bahwa Kalteng tetap aman dan kondusif. Kami memahami bahwa dua hal yang dapat mengganggu keamanan ini, yaitu narkoba dan radikalisme ekstrem, harus segera diantisipasi dengan serius,” ujar Katma kepada awak media setelah kegiatan tersebut, Sabtu (2/12/24).
Lebih lanjut, Katma menyebutkan bahwa peran ibu-ibu rumah tangga sangat krusial dalam mencegah ancaman tersebut. Dalam konteks ini, pemerintah provinsi bersama dengan pihak terkait mengundang ibu-ibu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya terorisme dan narkoba.
“Ibu-ibu adalah benteng utama dalam keluarga, dan mereka memiliki peran penting dalam menjaga agar anak-anak dan anggota keluarga tidak terpapar paham radikal maupun terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba,” kata Katma.
Langkah ini, menurut Katma, merupakan bagian dari upaya kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak. Dengan mengedukasi para ibu, diharapkan informasi mengenai bahaya terorisme dan narkoba bisa menyebar ke masyarakat luas dan hingga ke tingkat bawah. Selain itu, pertemuan ini juga bertujuan untuk membangun sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan di daerah.
“Melalui sosialisasi ini, kami berharap para ibu-ibu bisa menjadi agen perubahan, menjadi mata dan telinga yang bisa mendeteksi potensi bahaya di lingkungan sekitar mereka. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat memberikan pengawasan lebih kepada anak-anak serta keluarga untuk menghindari pengaruh buruk dari narkoba dan radikalisme,” tutup Katma. (ifa)