SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terancam kehilangan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di tahun 2025.
“Ini disebabkan oleh data yang tidak akurat di data pokok pendidikan (Dapodik) dan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya, sehingga Kabupaten kita berpotensi menerima angka nol rupiah untuk DAK fisik SMP,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim melalui Kepala Bidang Pembinaan SMP, I Gede Sukadana, Selasa (10/12/2024).
Gede menyampaikan bahwa data Dapodik yang tidak akurat akan berdampak pada alokasi dana yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
“Kesalahannya ada di kita sendiri, karena sudah saya katakan bahwa Dapodik itu mencerminkan keadaan dan kebutuhan setiap satuan pendidikan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, Kabupaten Kotim menerima dana DAK di bidang pembinaan SMP kurang lebih Rp 5 miliar. Namun, jumlah tersebut dinilai sangat jauh dari kurang.
“Saya tahu persis masih banyak sarana prasarana pendidikan kita yang perlu diperbaiki, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat,” ucapnya.
Diketahui, Kabupaten Kotim memiliki 78 satuan pendidikan negeri di jenjang SMP, dengan banyaknya itu kebutuhan perbaikan sarana dan prasarana, tentunya memerlukan dana yang cukup besar.
“Dalam hal ini saya mendorong kepada seluruh kepala sekolah agar mengoptimalkan penginputan Dapodik, khususnya berkaitan dengan sarana prasarana yang ada di sekolah,” pintanya.
Gede menambahkan, bahwa kehilangan DAK fisik untuk SMP di tahun 2025 dapat berdampak besar pada kualitas pendidikan. Hal ini juga akan menyulitkan upaya perbaikan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Kami harus segera mengambil langkah-langkah strategis untuk memperbaiki data Dapodik. Peningkatan akurasi data Dapodik menjadi kunci untuk mendapatkan alokasi DAK fisik yang sesuai dengan kebutuhan,” tandasnya. (pri)