PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kini menjadi salah satu tumpuan penting dalam mendukung pencapaian swasembada pangan nasional. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng, H. Edy Pratowo.
Dia menyatakan, bahwa program swasembada pangan 1 juta hektare yang dilaksanakan di provinsi ini memiliki harapan besar untuk sukses.
Menurut Edy, program ini tidak dijalankan di semua provinsi, melainkan hanya di beberapa daerah yang telah dipilih. Kalteng menjadi salah satu daerah yang diberi kesempatan untuk berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia, khususnya dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan berkelanjutan.
“Program swasembada pangan 1 juta hektare ini bukan hanya menjadi harapan besar bagi kami, tapi juga merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk Kalteng. Kami berharap, program ini dapat sukses dan memberikan dampak positif yang luas, baik bagi petani maupun masyarakat Kalteng secara keseluruhan,” ujar Edy pada rapat koordinasi cetak sawah dan swasembada jagung di Aula Jayang Tingang, Selasa (7/1).
Edy menambahkan, bahwa keberhasilan program ini diharapkan bisa memberikan multiplier effect, tidak hanya dalam sektor pertanian, tetapi juga sektor-sektor lain, terutama yang berkaitan dengan infrastruktur.
Menurutnya, program ini akan membuka peluang bagi pembangunan infrastruktur di berbagai daerah yang terlibat, mempercepat distribusi produk pertanian dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya yakin jika program ini berjalan dengan baik, dampaknya akan terasa di berbagai sektor. Selain itu, dengan dukungan dari pemerintah pusat, khususnya dari Bapak Presiden dan Bapak Gubernur, H. Sugianto Sabran, kami percaya program ini akan memberikan multiplayer effect yang signifikan bagi perkembangan Kalteng,” tambahnya.
Sebagai bagian dari komitmen untuk memastikan kesuksesan program ini, Wagub juga menekankan, pentingnya evaluasi terus-menerus untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan program tersebut. Ia mengingatkan, bahwa beberapa aspek dalam pelaksanaan sebelumnya perlu diperbaiki agar hasil yang diperoleh lebih optimal.
“Berkaitan dengan masa lalu, kami juga tidak luput dari evaluasi diri. Kami akan terus mengolah program ini dan melakukan perbaikan pada aspek-aspek yang belum berjalan maksimal. Jika ada hal-hal yang belum berhasil, kami akan berusaha memperbaikinya agar program ini benar-benar bisa sukses,” pungkasnya. (ifa/abe)
