PALANGKA RAYA – Dalam upaya memperkuat kapasitas personel Pengolahan Data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengadakan pelatihan In House Training di Ruang Rapat Pusdalops PB di Jalan Tjilik Riwut Km 2,5, Selasa (4/2).
Pelatihan tersebut, diikuti oleh seluruh anggota Tim Data Pusdalops PB yang bertugas di tingkat provinsi.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalteng, Alpius Patanan mengungkapkan, bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kapasitas pengolahan data kebencanaan yang lebih efisien di seluruh wilayah Kalteng.
“Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kualitas data bencana yang tercatat di Kalteng. Dengan peningkatan kapasitas ini, kita harapkan pengelolaan data kebencanaan akan lebih baik dan tepat,” kata Alpius.
Alpius juga menjelaskan bahwa setelah pelatihan ini, anggota Tim Data Pusdalops PB yang telah mendapatkan ilmu baru akan memiliki peran penting untuk menyebarkan pengetahuan tersebut kepada tim yang menangani laporan kebencanaan di masing-masing kabupaten dan kota.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesamaan pemahaman dalam pengolahan data bencana di seluruh wilayah Kalteng.
Materi pelatihan yang diberikan meliputi pengelolaan database untuk berbagai jenis bencana, seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta bencana lainnya.
Selain itu, peserta juga dilatih dalam penyusunan laporan bulanan dan tahunan serta penggunaan aplikasi DIBI berbasis web untuk mempermudah pengolahan dan penyajian data kebencanaan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib memberikan, apresiasi yang tinggi terhadap pelatihan ini.
Ia berharap, dengan adanya pelatihan ini, data kebencanaan di Kalteng akan lebih terorganisir dan mudah diakses, sehingga dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Kalteng.
“Data kebencanaan yang terkelola dengan baik sangat penting. Baik itu sebagai bahan evaluasi penanggulangan bencana maupun sebagai informasi yang berguna untuk masyarakat dalam menghadapi potensi bencana,” pungkasnya. (ifa/abe)
