Isen MulangKalimantan Tengah

Kurangi Ketergantungan Pertambangan dalam Dorong Perekonomian 

18
×

Kurangi Ketergantungan Pertambangan dalam Dorong Perekonomian 

Sebarkan artikel ini
Kurangi Ketergantungan Pertambangan dalam Dorong Perekonomian
HADIR: Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kalteng, Sri Widanarni bersama Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti saat Konferensi Pers Berita Resmi Statistik. (Foto: IST)

PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meski sempat terjadi perlambatan. Pada tahun 2024, perekonomian Kalteng dinyatakan bangkit hingga mengalami pertumbuhan hampir lima persen. 

Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti dalam laporannya mengatakan, perekonomian Kalteng di tahun 2024 secara kumulatif (c-to-c) mengalami pertumbuhan sebesar 4,46 persen dibandingkan tahun 2023. 

Sedangkan, secara spasial perekonomian di wilayah Kalimantan, Provinsi Kalteng menempati urutan keempat dengan kontribusi sebesar 12,28 persen tahun 2024. 

“Perekonomian khusus wilayah Kalimantan masih didominasi oleh Provinsi Kalimantan Timur dengan kontribusi sebesar 47,29 persen,” sebut Agnes dalam Konferensi Pers Berita Resmi Statistik di Ruang Vicon LT. II Kantor BPS Kalteng, Rabu (5/2). 

Lebih lanjut, disebutkannya, bahwa struktur PDRB ADHB Kalteng menurut lapangan usaha tahun 2024 didominasi oleh kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 22,36 persen diikuti oleh Industri pengolahan sebesar 15,75 persen, perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,48 persen serta pertambangan dan penggalian sebesar 10,68 persen. 

“Peranan keempat lapangan usaha ini dalam perekonomian Kalteng mencapai 61,28 persen,” imbuhnya. 

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kalteng, Sri Widanarni mengutarakan, pemerintah akan mengurangi ketergantungan sektor pertambangan sebagai langkah berkelanjutan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. 

Diketahui, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kategori Pertambangan dan Penggalian sebesar 9,12 persen dibanding Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang senilai 8,85 persen. 

“Pemerintah akan berfokus pada pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Kita mengupayakan agar tidak hanya bergantung di sektor pertambangan secara terus menerus,” katanya. 

Pemerintah optimis melalui cara-cara berkelanjutan mampu menjadi langkah strategis yang berdampak positif bagi ekonomi maupun lingkungan.

Sri mengutarakan, beberapa sektor lain yang dapat diandalkan seperti perkebunan, perhutanan, pariwisata, hingga perikanan memiliki potensi dalam meningkatkan perekonomian. 

“Salah satu upaya berkelanjutan yang akan dijalankan adalah program Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD++). Selain menambah sumber pendapatan baru, pemerintah mengambil langkah ini sekaligus berkomitmen mendukung pengelolaan lingkungan demi menjaga keberlangsungan ekosistem,” ujarnya. (fit/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *