PALANGKA RAYA – Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko menghadiri, Entry Meeting Pemeriksaan Interim Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2024 diselenggarakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Kalimantan Tengah (Kalteng) di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur, Senin (17/2).
Rapat ini, bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng.
BPK RI Perwakilan Kalteng, melaksanakan pemeriksaan interim semester I pada 14 Februari 2025 sampai 14 Maret 2025.
Dalam sambutannya, Yuas mengungkapkan, bahwa pemeriksaan interim ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun oleh BPK.
Ia menyampaikan, apresiasi atas hasil pemeriksaan yang telah membuat Pemprov Kalteng berhasil mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama sepuluh tahun berturut-turut.
“Kami berharap pemeriksaan kali ini bisa berjalan lancar dan cepat. Mengingat semua laporan keuangan sudah dilaksanakan dengan baik dan dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang ada,” ujarnya.
Wakil Penanggung Jawab Tim Pemeriksa Interim LKPD Provinsi Kalteng 2024, Subhan Affandi menjelaskan, bahwa tujuan utama pemeriksaan ini adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan daerah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) di Indonesia.
Ia juga menjelaskan, bahwa BPK akan mengeluarkan empat jenis opini berdasarkan hasil pemeriksaan, yaitu Opini WTP, Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TW) dan Opini Tidak Menyatakan Pendapat (TMP).
Selain itu, Subhan menyampaikan, bahwa pemeriksaan interim LKPD 2024 juga bertujuan untuk menilai tindak lanjut atas hasil pemeriksaan sebelumnya. Juga mengevaluasi efektivitas pengawasan internal dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Pemeriksaan ini akan mencakup pengujian substansi terbatas pada beberapa akun penting, seperti kas, aset tetap, belanja barang dan jasa serta pendapatan daerah.
“Pemeriksaan interim ini diharapkan dapat dilaksanakan tepat waktu, dengan fokus pada delapan akun utama. Prosesnya akan dilaksanakan dengan pengawasan ketat melalui Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC),” tutup Subhan. (ifa/abe)