PALANGKA RAYA – Inflasi Kalimantan Tengah (Kalteng) tercatat 0,23 persen pada bulan Februari 2025. Hal ini menempatkan Kalteng di peringkat ke-15 secara nasional dalam pengendalian inflasi.
Meskipun demikian, tantangan besar tetap ada, mengingat momen Ramadan hingga Idul Fitri seringkali diwarnai dengan lonjakan harga barang-barang kebutuhan pokok.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko mengungkapkan, bahwa meski inflasi Kalteng tercatat stabil, pihaknya tetap mengantisipasi terjadinya lonjakan harga, terutama untuk komoditas tertentu menjelang bulan suci Ramadan dan perayaan Idul Fitri.
“Inflasi kita terjaga di angka 0,23 persen, dan berada di peringkat 15 besar secara nasional dengan Indeks Perubahan Harga (IPH) sebesar -0,88. Mudah-mudahan, sebagaimana arahan dari Sekjen, inflasi kita betul-betul terkendali di tahun ini. Mengingat momen Ramadan sampai dengan Idul Fitri sering terjadi lonjakan harga,” ujar Yuas kepada awak media, Senin (24/2).
Yuas menambahkan, ada tiga komoditas yang menjadi perhatian utama di tingkat nasional yang berpotensi mengalami lonjakan harga, yakni daging ayam ras, bawang merah dan cabai rawit.
Ketiga bahan pokok tersebut menjadi sorotan, karena seringkali mengalami kenaikan harga yang signifikan menjelang Ramadan dan Idul Fitri, yang tentunya dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.
“Selain tiga komoditas yang telah disebutkan tadi, di Kalteng ada beberapa komoditas lain yang juga perlu mendapat perhatian, seperti bawang merah dan minyak goreng. Keduanya seringkali turut mengalami inflasi. Ini menjadi perhatian serius bagi Pemprov Kalteng,” tambahnya.
Menyikapi hal tersebut, Pemprov melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) bersama Dinas Perdagangan diminta untuk segera melakukan langkah-langkah strategis dalam mengatasi potensi lonjakan harga.
Salah satunya, adalah dengan mengadakan pasar murah atau pasar penyeimbang yang dapat membantu masyarakat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
“Harapannya, melalui kegiatan pasar murah atau pasar penyeimbang yang diselenggarakan oleh dinas terkait, masyarakat bisa mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga yang lebih stabil dan terjangkau, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri,” tutup Yuas. (ifa/abe)