PALANGKA RAYA – Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Katma F Dirun, membuka Seminar dan Launching Program Wakaf Uang di Ruang Betang Hapakat Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalteng, Kamis (13/3).
Katma menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang wakaf uang dan ekonomi syariah.
“Seperti yang kita ketahui, masyarakat masih belum sepenuhnya mengenal wakaf uang. Kebanyakan orang hanya tahu wakaf dalam bentuk harta benda seperti tanah dan bangunan. Padahal, potensi wakaf uang sangat besar untuk membangun kesejahteraan umat, seperti mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesehatan, dan pendidikan,” ujar Katma.
Ia juga menambahkan, bahwa Pemprov Kalteng menyambut baik kehadiran Lembaga Wakaf Uang Yayasan Mutiara Tarbiyah sebagai lembaga wakaf uang pertama di Kalteng, yang telah diakui oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI).
“Lembaga ini diharapkan dapat mengelola wakaf uang dari masyarakat dengan amanah dan transparan serta menjadi contoh bagi lembaga-lembaga wakaf uang lainnya yang akan dibentuk di Kalteng. Dengan pengelolaan wakaf uang yang efektif dan berkelanjutan, saya yakin kita bisa bersama-sama memajukan pembangunan di segala bidang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalteng,” imbuhnya.
Katma juga mengajak, seluruh elemen di Kalteng untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam mendukung visi dan misi pembangunan “Kalteng Berkah, Kalteng Maju” serta aspirasi Presiden Prabowo Subianto.
“Secara khusus, saya berharap kerja sama dan koordinasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia ke depan akan semakin solid, terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pengendalian inflasi dan pengembangan UMKM di Bumi Tambun Bungai,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala KPw BI Kalteng, Yuliansah Andrias, mengungkapkan bahwa ekonomi keuangan syariah di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di Kalteng.
“Berdasarkan data yang kami miliki, survei literasi ekonomi dan keuangan syariah tahun lalu menunjukkan angka 2,8 dari skala 5. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kita untuk meningkatkan literasi keuangan dan ekonomi syariah di Kalteng,” katanya.
Yuliansah menambahkan, seminar ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan literasi keuangan dan ekonomi syariah.
“Bank Indonesia memiliki tanggung jawab dan komitmen untuk mengembangkan pembangunan keuangan dan ekonomi syariah melalui tiga strategi, yaitu penguatan ekosistem produk halal, ekosistem pariwisata ramah Muslim, dan penguatan literasi ekonomi syariah,” pungkasnya. (ifa/abe)