PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng menggelar Lomba Bagarakan Sahur, sebuah tradisi yang menjadi ciri khas masyarakat selama bulan Ramadan, Rabu (12/3).
Lomba Bagarakan Sahur ini memang sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari suasana Ramadan di Kalteng. Para peserta yang terdiri dari berbagai komunitas, kelompok dan organisasi lokal menampilkan kreativitas mereka dalam membangunkan warga untuk sahur dengan cara yang unik dan bersemangat.
Dentuman kentongan, gemerincing ember, galon air, hingga alat musik tradisional lainnya mengisi udara pagi dengan irama yang khas. Tidak hanya itu, teriakan penyemangat yang membangunkan masyarakat untuk bersiap sahur turut menambah semaraknya acara ini.
Lomba Bagarakan Sahur bukan hanya sekadar ajang untuk membangunkan sahur, tetapi juga sebagai ruang bagi masyarakat untuk berkreasi dan menunjukkan kekompakan.
Irama yang dihasilkan dari kentongan, drum bekas, hingga alat musik tradisional seperti tifa dan tambur, berpadu dengan nyanyian dan teriakan “Sahur! Sahur! Sahur!” yang menambah energi bagi warga sekitar untuk segera menikmati hidangan sahur mereka.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Adiah Chandra Sari, memberikan apresiasi yang tinggi atas antusiasme yang ditunjukkan oleh masyarakat dan peserta. Adiah menyatakan bahwa kegiatan Bagarakan Sahur bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga merupakan upaya untuk melestarikan tradisi yang sudah ada sejak lama dan menjadikannya sebagai bagian dari identitas budaya Kalteng.
Dia menyampaikan harapannya agar tradisi Bagarakan Sahur tetap dapat dilestarikan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Ramadan di Kalteng.
“Bagarakan Sahur bukan sekadar perlombaan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang harus kita lestarikan,” ungkap Adiah.
Menurutnya, selain sebagai sarana untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal, kegiatan ini juga berfungsi sebagai ajang untuk mempererat kebersamaan di antara masyarakat. Lebih dari itu, kegiatan ini memiliki potensi besar untuk menjadi daya tarik wisata budaya yang dapat menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang ke Kalteng, khususnya pada Ramadan.
“Melalui acara ini, kami ingin menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan gotong royong di bulan suci Ramadan. Selain itu, kami berharap kegiatan ini dapat menjadi magnet wisata yang menarik lebih banyak pengunjung ke Kalteng, khususnya di momen Ramadan,” tutup Adiah. (ifa/abe)