Isen MulangKalimantan Tengah

Cuaca Buruk Hambat Produksi Tangkapan Ikan Nelayan Kumai

39
×

Cuaca Buruk Hambat Produksi Tangkapan Ikan Nelayan Kumai

Sebarkan artikel ini
Cuaca Buruk Hambat Produksi Tangkapan Ikan Nelayan Kumai
SAMBUTAN: Kepala Dislutkan Kalteng, H. Darliansjah menyampaikan sambutan, Kamis (20/3). (Foto: IST)

PALANGKA RAYA – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan Kumai melaporkan penurunan signifikan dalam hasil tangkapan ikan nelayan Kumai akibat kondisi cuaca buruk yang melanda perairan Kumai dalam beberapa pekan terakhir. 

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah (Dislutkan Kalteng), H. Darliansjah, Kamis (20/3), mengungkapkan bahwa gelombang tinggi dan angin kencang telah menghambat aktivitas melaut nelayan, sehingga menyebabkan penurunan drastis dalam hasil tangkapan ikan.

“Kondisi cuaca yang tidak bersahabat ini sangat berdampak pada pendapatan nelayan. Banyak dari mereka yang tidak bisa melaut karena kondisi yang terlalu berbahaya. Akibatnya, hasil tangkapan ikan menurun cukup signifikan,” ujar Darliansjah.

Menurut Darliansjah, penurunan hasil tangkapan ini berdampak langsung pada pendapatan para nelayan. Banyak nelayan yang terpaksa tidak melaut, yang tentunya mempengaruhi ekonomi mereka. Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui UPT PP Kumai sedang berupaya memberikan bantuan kepada nelayan yang terdampak.

“Kami juga mengimbau agar nelayan selalu memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan tidak memaksakan diri untuk melaut jika kondisi cuaca tidak memungkinkan,” tambahnya.

Dengan cuaca yang tidak menentu ini, nelayan Kumai berharap agar kondisi cuaca segera membaik sehingga mereka dapat kembali melaut dan mencari nafkah untuk keluarga mereka.

Sementara itu, Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Kumai, Aminudin, menyatakan bahwa data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak memperkuat laporan penurunan hasil tangkapan ikan tersebut. 

Aminudin menjelaskan, bahwa perairan Kumai saat ini dipengaruhi oleh fenomena La Nina, yang menyebabkan peningkatan curah hujan dan angin kencang. Tinggi gelombang di beberapa titik bahkan mencapai 2,5 hingga 4 meter, yang sangat berbahaya bagi kapal-kapal nelayan tradisional.

“Kami terus bekerja sama dengan Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak untuk memantau kondisi cuaca di perairan Kumai dan memberikan peringatan dini kepada nelayan. Gelombang tinggi dan angin kencang diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan,” tutup Aminudin. (ifa/abe) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *