PALANGKA RAYA – Anggota Komisi III DPRD Kalteng, Wengga Febri Dwi Tananda mengimbau masyarakat, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peralihan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah.
“Kondisi cuaca yang tidak menentu, dengan siang hari panas terik namun sore hingga malam hari hujan lebat, membutuhkan kesiapsiagaan dari seluruh lapisan masyarakat,” ucapnya, Rabu (26/3).
Dia menjelaskan, bahwa peralihan cuaca ekstrem ini merupakan fenomena alam yang perlu diwaspadai. Siang hari yang panas dapat menyebabkan dehidrasi, sementara hujan lebat yang tiba-tiba dapat menyebabkan banjir dan pohon tumbang.
Wengga menyarankan, agar masyarakat selalu memperhatikan prakiraan cuaca sebelum melakukan aktivitas di luar ruangan. Dengan mengetahui prakiraan cuaca, masyarakat dapat mempersiapkan diri dan mengambil langkah antisipatif untuk menghindari dampak negatif dari perubahan cuaca yang ekstrem.
“Membawa payung atau jas hujan saat bepergian merupakan langkah sederhana namun efektif,” lugasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat, untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Saluran air harus dijaga agar tetap lancar untuk mencegah terjadinya genangan air saat hujan lebat.
Pemotongan dahan pohon yang rapuh juga perlu dilakukan untuk mencegah pohon tumbang akibat angin kencang. Pemerintah daerah, menurutnya, juga perlu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi peralihan cuaca ekstrem.
Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan sistem peringatan dini, penyediaan tempat evakuasi, dan pendistribusian bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Koordinasi antar instansi terkait juga sangat penting untuk memastikan penanganan yang efektif dan terpadu. Ia berharap, agar masyarakat Kalimantan Tengah dapat tetap waspada dan siaga dalam menghadapi peralihan cuaca ekstrem.
“Dengan kesiapsiagaan dan langkah-langkah antisipatif, diharapkan dampak negatif dari perubahan cuaca dapat diminimalisir dan keselamatan masyarakat tetap terjaga,” tandasnya. (rdi/rdo)