Pulang Pisau

Waspada Penyakit DBD dan ISPA di Musim Pancaroba 

58
×

Waspada Penyakit DBD dan ISPA di Musim Pancaroba 

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau, dr Pande Putu Gina
Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau, dr Pande Putu Gina. (Foto: Ung/PE)

PULANG PISAU – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Pande Putu Gina memberikan imbauan kepada masyarakat, khususnya di Bumi Handep Hapakat agar selalu waspada terhadap pergantian musim pancaroba. Dimana kata dr Pande, pergantian musim pancaroba dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat. Hal ini karena udara menjadi lebih dingin dan lembab. 

“Kondisi udara seperti ini memudahkan beberapa jenis hewan, seperti nyamuk untuk berkembang biak,” ucap dr Pande Putu Gina. 

Disampaikan dr Pande, ada beberapa jenis penyakit yang sering muncul pada saat perubahan cuaca seperti DBD dan ISPA.

“ISPA ini salah satu penyakit yang sering terjadi saat musim pancaroba, kemudian batuk, pilek, influenza dan bronkitis. ISPA paling sering disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui percikan air liur saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin,” kata Pande. 

Dia menjelaskan, jika dibandingkan dengan orang dewasa, ISPA lebih rentan dialami oleh balita, sebab sistem imun tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk merespons dan melawan infeksi dengan baik.

Kemudian, lanjutnya bagi lansia dan orang dengan gangguan imun juga berisiko tinggi mengalami infeksi ini.

“Gejala ISPA yang biasanya timbul seperti, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, badan lelah, demam, pusing, hingga sesak napas. Sebenarnya, infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, untuk beberapa kondisi, ISPA juga berisiko menimbulkan komplikasi, seperti pneumonia,” ujar Pande.

Biasanya kata dr Pande saat musim pancaroba DBD, akan mengalami peningkatan. Hal ini dapat terjadi, karena nyamuk lebih mudah untuk berkembang biak ketika musim hujan dan udara yang lembap.

“Gejala DBD yang kerap muncul adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, lemas, mual, muntah, ruam kulit serta mimisan. Namun, hal yang perlu diwaspadai adalah komplikasi dari DBD, yaitu perdarahan berat, syok, hingga kematian. Agar terhindar dari DBD, penting untuk mencegah perkembangan populasi nyamuk,” pungkas Pande.

Ditambahkan dr Pande, untuk pencegahan nyamuk DBD ini  dilakukan dengan menerapkan 3M Plus, yaitu dengan menguras dan menutup tempat penampungan air serta sebisa mungkin mendaur ulang barang bekas.

Untuk itu, dr Pande mengmbau, kepada masyarakat agar melakukan upaya pencegahan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari DBD.

“Bila mengalami keluhan medis atau gejala yang disebutkan, masyarakat diminta segera periksakan diri ke dokter atau Puskesmas terdekat agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” pungkasnya. (ung/abe) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *