Utama

Ketua Dewan Kritik Aksi Demo yang Merusak

206
×

Ketua Dewan Kritik Aksi Demo yang Merusak

Sebarkan artikel ini
Ketua Dewan Kritik Aksi Demo yang Merusak
WAWANCARA : Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Arton S Dohong saat wawancara dengan wartawan, beberapa waktu lalu.HARDI/PALANGKA EKSPRES

PALANGKA RAYA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah, Arton S Dohong, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bumi Tambun Bungai atas kericuhan yang terjadi saat aksi demonstrasi mahasiswa di gedung DPRD setempat, beberapa waktu lalu.

Insiden tersebut mengakibatkan kerusakan fasilitas gedung, khususnya pintu kaca yang pecah. Aksi demonstrasi itu sendiri merupakan bentuk penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI, beberapa waktu lalu.

Pernyataan maaf tersebut disampaikan Arton S Dohong saat menghadiri Halalbihalal Kebangsaan di Aula Jayang Tingang (AJT), Kantor Gubernur Kalteng, Senin (14/4/2025) lalu.

Mantan bupati Gunung Mas yang juga merupakan Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Kalteng itu mengakui, bahwa DPRD Kalimantan Tengah selalu terbuka terhadap penyampaian aspirasi masyarakat. Namun dia menekankan pentingnya ketertiban dan penghormatan terhadap fasilitas umum.

“Kami sudah sering terima demo. Bahkan hari Minggu kemarin sempat ada keributan. Saya bilang ke mahasiswa, mau satu bulan di DPRD silakan. Asal jangan merusak dan jangan ganggu ketertiban,” tegasnya.

Arton mengungkapkan kekecewaannya terhadap perilaku oknum mahasiswa yang dianggapnya telah keluar dari norma kesopanan. Ia mengritik penggunaan kata-kata kasar dan perilaku yang tidak tertib selama demonstrasi berlangsung.

“Sebagai orang tua, saya merasa terganggu. Apakah seperti ini mahasiswa Indonesia? Tutur kata dan perilakunya sudah tidak baik. Semua hanya menghujat,” ungkapnya.

Dia berharap agar mahasiswa ke depannya dapat menyampaikan aspirasi dengan cara yang lebih tertib dan santun, sehingga aspirasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh dewan.

Arton juga menyoroti kecenderungan DPRD Kalteng sebagai lokasi utama demonstrasi. Ia menilai hal ini kurang tepat dan berharap agar ada alternatif lain dalam penyampaian aspirasi.  “Seolah-olah DPRD ini jadi bumper. Padahal tidak begitu,” ungkap Arton seraya berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. (rdi/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *