Isen MulangKalimantan Tengah

Mensos Kunjungi Kalteng Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat

69
×

Mensos Kunjungi Kalteng Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat

Sebarkan artikel ini
Mensos Kunjungi Kalteng Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat
WAWANCARA: Wagub Kalteng, H. Edy Pratowo diwawancara awak media, Senin (14/4). (Foto: IST)

PALANGKA RAYA – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Edy Pratowo, mengonfirmasi bahwa pada hari Selasa (15/4), Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia (RI) dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke provinsi Kalteng. Salah satu agenda utama kunjungan tersebut adalah meninjau langsung kesiapan pelaksanaan program sekolah rakyat, sebuah inisiatif pendidikan yang ditujukan untuk meningkatkan akses belajar bagi masyarakat kurang mampu, khususnya di daerah terpencil.

Dalam pernyataannya, Edy menyampaikan bahwa pemprov menyambut baik program tersebut dan menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi secara aktif.

“Kalau bagi pemprov, kita bersedia. Program ini sangat baik untuk memberikan akses pendidikan yang lebih merata, khususnya bagi masyarakat di pelosok,” ujarnya, Senin (14/4).

Edy menjelaskan bahwa sebagai bagian dari tahap awal, pemprov telah mengedarkan surat kepada seluruh kepala daerah kabupaten/kota. Surat tersebut berisi permintaan kepada para kepala daerah untuk melakukan inventarisasi serta menyampaikan minat mereka dalam mendirikan sekolah rakyat di wilayah masing-masing.

“Untuk lokasinya menyebar, di mana suratnya sudah kita edarkan kepada kepala daerah agar melakukan inventarisasi kalau memang mereka punya minat mengadakan sekolah rakyat, di mana salah satu syaratnya adalah ketersediaan lahan,” lanjutnya.

Terkait lokasi potensial, salah satu daerah yang telah diidentifikasi adalah Kalampangan, yang dinilai strategis dan memenuhi kriteria awal yang ditetapkan, terutama dalam hal ketersediaan lahan.

“Untuk lahannya itu salah satunya di Kalampangan,” tandas Edy.

Sebagai informasi, program sekolah rakyat sendiri merupakan gagasan Kementerian Sosial yang bertujuan untuk menjawab tantangan pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), serta menjangkau anak-anak dari keluarga kurang mampu yang belum tersentuh oleh sistem pendidikan formal. (ifa/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *