FeatureInternationalPeristiwa

Hadir Misa Paskah, Menyerukan Perdamaian dan Kemanusiaan

330
×

Hadir Misa Paskah, Menyerukan Perdamaian dan Kemanusiaan

Sebarkan artikel ini
Hadir Misa Paskah, Menyerukan Perdamaian dan Kemanusiaan
HADIR MISA: Paus Fransiskus sempat menghadiri misa Hari Raya Paskah sehari sebelumnya, di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (20/4/2025). FOTO NET

Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun

Kabar duka bagi umat Katolik di seluruh dunia, Paus Fransiskus, selaku pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma ke-266, meninggal dunia pada Senin (21/4) pagi pukul 07.35 waktu Roma, setelah berjuang melawan komplikasi paru-paru yang berkepanjangan. 

BERITA duka ini disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell selaku Camerlengo Vatikan, yang mengumumkan bahwa Gereja Katolik kini memasuki masa sede vacante, yakni periode kosongnya Tahta Suci. “Paus Fransiskus telah kembali ke rumah Bapa. Kita semua kehilangan seorang gembala sejati yang dekat dengan umat dan penuh belas kasih. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan Tuhan dan Gereja,” ucapnya dikutip dari The Guardian, Senin (21/4).

“Paus Fransiskus meninggal pada Senin 21 April 2025 pada usia 88 di kediamannya di Casa Santa Marta Vatikan,” demikian keterangan Vatican News melalui media sosial.

Paus yang biasa disapa Pope Francis itu sebelumnya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak pertengahan Februari 2025.

Awalnya, ia dirawat karena bronkitis akut, namun kondisinya memburuk dan berkembang menjadi pneumonia ganda. Tim dokter kepausan menyatakan bahwa Paus sempat mengalami kesulitan bernapas dan harus mendapat perawatan antibiotik serta pengawasan medis penuh selama lebih dari sebulan.

Meski tengah dirawat, Vatikan melaporkan bahwa Paus tetap aktif secara spiritual. Dalam siaran resmi Vatican News pada 26 Februari, disebutkan bahwa ia menerima Ekaristi setiap hari dan menyampaikan beberapa keputusan penting melalui staf-staf dekatnya. “Beliau menunjukkan semangat pastoral yang kuat meski secara fisik melemah,” tulis laporan tersebut.

Kondisi Paus sempat menunjukkan perbaikan ringan menjelang akhir Maret. Namun pada Minggu 30 Maret 2025, ia tidak muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk menyampaikan pesan Urbi et Orbi seperti tradisi biasanya. Sebagai gantinya, Kardinal Angelo Comastri membacakan pesan tersebut di hadapan ribuan peziarah yang hadir, memunculkan kekhawatiran bahwa kondisi Paus lebih serius dari yang sebelumnya diberitakan.

Pihak rumah sakit maupun Vatikan tidak memberikan rincian harian tentang perkembangan terakhir kesehatan beliau. Namun, sumber internal menyebut bahwa Paus mengalami kelelahan kronis dan gangguan pernapasan berat beberapa hari sebelum wafat pada usia 88 tahun. Ia meninggal dengan tenang di tempat tidurnya, didampingi oleh para biarawan dan staf medis.

Wafatnya Paus Fransiskus mengakhiri masa kepemimpinan selama lebih dari 12 tahun. Meski dalam kondisi kesehatan yang menurun di tahun-tahun terakhir, ia tetap konsisten menjalankan tanggung jawab spiritualnya hingga saat-saat terakhir. 

Umat Katolik di seluruh dunia kini tengah berkabung, sementara Vatikan bersiap menyelenggarakan rangkaian upacara pemakaman kenegaraan yang akan digelar dalam beberapa hari ke depan.

Sehari sebelumnya, Minggu (20/4/2025), Paus Fransiskus diketahui menghadiri misa Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Dalam kesempatan tersebut, Paus menyampaikan khotbah urbi et orbi yang menyerukan perdamaian dan kemanusiaan.

“Di hadapan kekejaman konflik yang melibatkan warga sipil tak bersenjata dan penyerangan sekolah, rumah sakit, dan petugas kemanusiaan, kita tidak boleh lupa bahwa mereka bukan target serangan, tetapi manusia yang masing-masing memiliki jiwa dan martabat,” kata Sri Paus dalam khotbahnya, Minggu (20/4).

Paus Fransiskus menggunakan kesempatan Hari Raya Paskah 2025 untuk menyerukan perdamaian di seluruh dunia. Sri Paus menyerukan perdamaian bagi umat di daerah konflik, termasuk Gaza, Yaman, Kongo, hingga Sahel.

Paus yang belakangan ini baru pulih dari penumonia berkhotbah di Basilika Santo Petrus, Kota Vatikan, Minggu (20/4/2025). Sri Paus menyapa umat di Alun-Alun Santo Petrus dan menyampaikan khotbah urbi et orbi pada Hari Raya Paskah.

Dalam khotbahnya, Paus Fransiskus kembali menyerukan perdamaian dan kemanusiaan. Paus asal Argentina itu menegaskan Tanah Suci masih “terluka karena konflik” dan mengalami “ledakan kekerasan tak berujung.”

Paus Fransiskus menyampaikan belasungkawa bagi umat dan penduduk Gaza. Sri Paus mendesak komunitas internasional bertindak segera untuk menyelamatkan “rakyat kelaparan” di Gaza.

“Saya meminta sekali lagi untuk gencatan senjata segera di Jalur Gaza untuk pembebasan sandera dan akses bantuan kemanusiaan,” kata Paus Fransiskus dikutip Vatican News.

Masyarakat Kristen yang kesulitan di Lebanon dan Suriah juga tak luput dari perhatian Paus Fransiskus. Paus Fransiskus juga mendesak dialog konstruktif segera dilakukan untuk menemukan solusi di Yaman yang mengalami salah satu krisis kemanusiaan paling serius karena perang.

Paus Fransiskus pun memperpanjang doanya untuk masyarakat terdampak konflik di Ukraina, Kaukasus, hingga Balkan. 

Paus Fransiskus turut menyampaikan harapannya agar kekerasan dihentikan di Republik Demokratik Kongo, Sudan, Sudan Selatan, hingga wilayah Sahel.

“Di hadapan kekejaman konflik yang melibatkan warga sipil tak bersenjata dan penyerang sekolah, rumah sakit, dan petugas kemanusiaan, kita tidak boleh lupa bahwa mereka bukan target serangan, tetapi manusia yang masing-masing memiliki jiwa dan martabat,” katanya. (jpc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *