Kotawaringin Timur

Atasi Konflik Perairan, Buaya Liar Bakal Direlekoasi ke Pulau Hanibung  

96
×

Atasi Konflik Perairan, Buaya Liar Bakal Direlekoasi ke Pulau Hanibung  

Sebarkan artikel ini
Pj Sekda Kotim Sanggul Lumban Gaol
Pj Sekda Kotim Sanggul Lumban Gaol. (Foto Apri/PE)

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) bakal membuat gebrakan baru usai memiliki rencana merelokasi buaya-buaya liar ke Pulau Hanibung.

Selain sebagai langkah pengamanan, relokasi ini juga dipandang sebagai peluang pengembangan peternakan buaya yang bisa menarik minat investor.

“Pak Bupati merencanakan penempatan buaya di Pulau Hanibung. Di sana mereka bisa hidup lebih aman dan tidak mengganggu masyarakat. Bahkan, jika ada investor yang berminat beternak buaya, kenapa tidak. Ini bisa jadi komoditi ekspor,” kata Pj Sekda Kotim Sanggul Lumban Gaol, Rabu (23/4/2025). 

Sanggul menilai hal tersebut bisa menjadi solusi ganda, selain untuk mengatasi meningkatnya konflik antara manusia dan satwa. Penanganan buaya liar bisa menjadi potensi ekonomi baru bagi daerah.

Lanjut, ia juga menyarankan agar bekas galian pasir di beberapa wilayah yang ada di Kotim dapat dimanfaatkan sebagai kolam budidaya buaya oleh investor.

“Selain untuk mengurangi jumlah konflik di perairan, budidaya buaya ini juga bisa menjadi potensi ekonomi, apalagi jika diarahkan untuk ekspor. Kita siap menyambut investor yang ingin masuk ke sektor ini,” tambahnya. 

Menurutnya, apabila ada buaya liar yang tertangkap, bisa langsung dialihkan ke penangkaran untuk pembiakan, sekaligus mengurangi jumlah buaya di alam liar yang berisiko menyerang warga.

“Investasi peternakan buaya menjadi perhatian serius mengingat tingginya angka serangan buaya di wilayah Kotim,” ujarnya. 

Berdasarkan data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit, sejak 2010 hingga April 2025 tercatat ada 52 kasus konflik antara buaya dan manusia yang terjadi di Kotim. Sembilan korban di antaranya meninggal dunia, sedangkan yang lainnya mengalami luka ringan hingga berat. (pri/rdo) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *