PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kalimantan Tengah dari Fraksi Partai NasDem, Asdy Narang menyoroti kurang maksimalnya dukungan terhadap industri kecil menengah (IKM) dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Kalteng tahun anggaran 2024.
Menurut Asdy, program fasilitasi, pembinaan, dan akses pasar yang selama ini diberikan belum mampu mendorong pertumbuhan sektor riil secara signifikan, baik di pasar lokal maupun pasar digital dan ekspor.
“Dari data yang kami cermati, serapan produk lokal Kalimantan Tengah di pasar modern dan digital masih rendah. Strategi diversifikasi produk industri unggulan daerah juga terlihat lemah,” ucapnya, Selasa (13/5/2025).
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian, perlu memperkuat sistem stabilisasi harga pangan strategis. Ini bisa dilakukan dengan memperluas intervensi pasar, membangun jejaring distribusi yang efektif, dan mengembangkan sistem logistik modern yang terintegrasi dari tingkat kabupaten/kota hingga pasar nasional.
Lebih lanjut, Asdy menekankan perlunya pemerintah daerah lebih agresif dalam menarik investasi industri hilir dan membangun kawasan industri berbasis potensi daerah.
Potensi sumber daya alam Kalteng seperti kelapa sawit, karet, rotan, dan perikanan, menurutnya, dapat dioptimalkan untuk mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan meningkatkan kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
“Dengan memperbaiki strategi dan arah kebijakan, kita dapat menciptakan lompatan besar dalam pertumbuhan IKM dan UMKM Kalteng. Ini penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah,” pungkasnya. (rdi/rdo)