PALANGKA RAYA – Dalam upaya memperkuat perhatian dan dukungan terhadap kelompok rentan di masyarakat, Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran melakukan kunjungan anjangsana ke Panti Sosial Tresna Werdha Sinta Rangkang, Kamis (8/5).
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalteng, Joni Harta.
Kedatangan rombongan Gubernur disambut hangat oleh Kepala Panti Sosial Tresna Werdha, Sugeng, beserta jajaran pengurus panti. Suasana penuh kekeluargaan langsung terasa ketika Gubernur menyapa satu persatu para penghuni panti dengan ramah, sembari menyerahkan secara simbolis bantuan sosial dari pemerintah provinsi (Pemprov).
Agustiar Sabran menegaskan, bahwa keberadaan para lansia adalah bagian penting dari sejarah dan pembangunan daerah.
Ia menekankan, bahwa peran negara serta masyarakat sangat vital dalam memberikan perlindungan, perhatian dan kasih sayang kepada para lansia.
Menurutnya, memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan lansia merupakan bentuk penghormatan terhadap perjalanan hidup dan kontribusi mereka bagi generasi sekarang.
“Para lansia adalah penjaga nilai dan pengetahuan, mereka adalah bagian dari warisan peradaban yang harus kita jaga. Kita semua, baik pemerintah maupun masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk memastikan mereka mendapatkan kehidupan yang layak, sehat, dan bahagia,” ujar Gubernur.
Sementara itu, Joni Harta, yang turut hadir mendampingi Gubernur menyampaikan, apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif Gubernur dalam menunjukkan kepedulian kepada kelompok rentan, khususnya para lansia.
“Kunjungan ini bukan hanya seremonial, tetapi mencerminkan komitmen moral dan sosial dari seorang pemimpin yang peduli. Ini menjadi teladan bagi kita semua, bahwa pembangunan berkelanjutan tidak hanya bicara soal infrastruktur atau ekonomi, tapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dan sosial,” ungkap Joni Harta.
Ia menambahkan, DLH juga terus berupaya menjadikan aspek sosial sebagai bagian integral dari kebijakan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan.
“Keberlanjutan itu harus inklusif, melibatkan semua pihak dan memperhatikan kebutuhan semua kelompok, termasuk lansia,” pungkasnya. (ifa/abe)
