SAMPIT – Rencana pemerintah menutup jalan penghubung antara Kampung Bengkirai dan pusat Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, menuai penolakan dari warga setempat. Jalan yang selama ini menjadi akses utama masyarakat tersebut akan ditutup demi perluasan Bandara Haji Asan Sampit.
Penutupan jalan itu dipandang warga sebagai keputusan sepihak yang mengabaikan dampak sosial. Terutama bagi anak-anak sekolah dan warga untuk berpenghasilan. Mereka menilai, kebijakan itu tergesa-gesa dan kurang komunikasi dengan masyarakat sekitarnya.
“Kami tidak setuju kalau jalan itu ditutup begitu saja. Itu bukan jalan milik bandara, melainkan akses yang sudah lama digunakan warga,” kata Anjas, salah seorang warga Kampung Bengkirai, Sabtu (24/5/2025).
Anjas menambahkan, jalan alternatif yang disiapkan pemerintah belum memadai. Jalur tersebut melalui kawasan hutan. Belum beraspal, tidak memiliki penerangan, dan medannya berat.
“Kalau harus memutar lewat Jalan Tjilik Riwut dan lingkar selatan, itu sangat jauh. Anak-anak sekolah bisa kesulitan. Apalagi kalau jalannya gelap dan rusak,” tambahnya.
Dia juga mengkritik kurangnya sosialisasi dari pihak berwenang. Warga, kata Anjas, baru mengetahui rencana penutupan jalan itu dari media massa. Bukan melalui pertemuan atau pemberitahuan resmi.
“Kami merasa tidak dihargai. Harusnya pemerintah bicara dulu dengan masyarakat sebelum ambil keputusan seperti ini,” keluhnya.
Menanggapi keluhan warga, Lurah Baamang Hulu, Rudi Setiawan, memastikan penutupan jalan belum akan dilakukan dalam waktu dekat dan tidak bersifat permanen. Ia menegaskan, rencana itu masih dalam tahap kajian menyeluruh.
“Memang tujuan utamanya adalah pengembangan bandara. Tapi kami juga memperhatikan kebutuhan dan kenyamanan warga,” kata Rudi.
Ia menyebut, pemerintah akan membangun jalan alternatif yang lebih layak, dan juga mempertimbangkan usulan warga untuk membuka akses baru melalui kawasan ujung Sungai Mentaya, yang memiliki potensi wisata.
“Kami terbuka terhadap masukan warga. Jalan alternatif yang mereka usulkan akan kami pelajari. Intinya, pengembangan bandara tidak boleh mengorbankan akses masyarakat,” ungkapna.
Sebelumnya, Bupati Kotim Halikinnor, telah menginstruksikan penutupan jalan yang melintasi ujung runway Bandara Haji Asan Sampit, karena alasan keselamatan penerbangan.
“Saya sudah tinjau langsung. Jalan itu berada di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan sangat berisiko. Maka harus ditutup demi keselamatan,” kata Halikinnor, Kamis (22/5/2025) lalu.
Pemerintah daerah saat ini tengah mengupayakan pengembangan bandara agar dapat melayani pesawat berbadan besar. Salah satunya dengan memperpanjang dan memperlebar landasan pacu. Penutupan jalan dianggap langkah awal yang penting dalam proses tersebut.
Halikinnor menegaskan, pemerintah akan menyediakan solusi bagi masyarakat. Ia telah memerintahkan dinas terkait untuk menyiapkan peningkatan kualitas Jalan Bengkirai sebagai akses alternatif, dengan target pengaspalan rampung paling lambat awal tahun depan.
“Kami harap masyarakat bisa memahami keputusan ini. Kami akan pastikan akses baru nantinya aman dan nyaman untuk digunakan,” ujarnya. (pri/ens)