PeristiwaUtama

Hidup Sebatang Kara, Lansia Tewas di Bawah Pondok

475
×

Hidup Sebatang Kara, Lansia Tewas di Bawah Pondok

Sebarkan artikel ini
PENEMUAN MAYAT : Petugas saat akan mengevakuasi jasad seorang lansia bernama Enggon (81) di sebuah pondok, Jalan Raflesia I, Kota Palangka Raya, Jumat (30/5/2025). FOTO PE

PALANGKA RAYA – Warga Jalan Raflesia I ujung, Kota Palangka Raya, digegerkan atas ditemukannya jasad seorang pria lanjut usia (lansia) yang tewas dalam kondisi mengenaskan di sebuah pondok, Jumat (30/5/2025) pagi.

Jasad lansia tersebut ditemukan dalam kondisi memprihatinkan dengan tubuh mengambang di rawa-rawa bawah pondok. Saat ditemukan, jenazah dalam posisi tertelungkup dan telah membengkak. Di beberapa bagian tubuhnya mulai ditumbuhi lumut. Diduga akibat telah lama meninggal sebelum ditemukan warga.

Dugaan sementara, lansia yang hidup sebatang kara ini terpeleset dan tersungkur di tempat ditemukan jenazahnya. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Warga setempat mengungkapkan, korban bernama Enggon S Rusai. Kakek 81 tahun itu diketahui tinggal sendirian di pondok tersebut. “Yang kami tahu tidak punya keluarga. Hidup sebatang kara. Biasanya suka datang ke rumah warga untuk minta makan, tapi sudah hampir sebulan ini tidak kelihatan,” kata salah satu tetangga, kemarin.

Dari identitas yang ditemukan petugas, Enggon merupakan warga Tumbang Manangei, Kecamatan Katingan Hulu, Kabupaten Katingan. Dia lahir pada 12 Agustus 1944.

Dia tercatat beralamat di Jalan Petuk Katimpung Km 10, Palangka Raya. Korban berjenis kelamin laki-laki dan diketahui telah lama menetap sendiri di pondok tersebut.

Kepolisian dibantu relawan yang datang ke lokasi tersebut mengevakuasi jasadnya ke Ruang Kamboja RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, sembari menunggu informasi keberadaan keluarganya.

Hingga berita ini terbitkan, belum ada pihak keluarga yang datang untuk menjemput atau mengurus jenazah korban.

Petugas berwenang mengimbau jika ada warga yang mengenal atau mengetahui keluarga korban untuk segera menghubungi pihak rumah sakit atau kepolisian setempat. (rdo/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *