Cabai Rawit dan Ikan Gabus Penyumbang Utama
PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat, pada Mei 2025, Kalteng mengalami deflasi 0,53 persen secara month to month (m-to-m). Hal tersebut menempatkan Kalimantan Tengah di posisi 12 deflasi terdalam secara nasional. Sementara secara year on year (y-on-y) inflasi tercatat 0,46 persen dan secara tahun kalender (y-to-d) sebesar 0,76 persen.
Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, membeberkan beberapa komoditas menjadi penyumbang utama terjadi deflasi bulan Mei 2025. Seperti cabai rawit, ikan gabus, hingga ayam ras.
“Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi bulanan antara lain cabai rawit sebesar 0,21 persen, ikan gabus 0,17 persen, bawang merah 0,05 persen, serta beberapa jenis ikan, sayuran, dan daging ayam ras,” kata Agnes saat konferensi pers, Senin (2/6/2025).
Menurut kepala BPS Kalteng itu, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga atau inflasi. Seperti tomat, tarif pulsa ponsel dan emas perhiasan masing-masing dengan andil 0,02 persen.
Secara spasial di empat kabupaten/kota, indeks harga konsumen (IHK) di Kalimantan Tengah seluruhnya mengalami deflasi. Kabupaten Kapuas mencatat deflasi tertinggi 1,43 persen, disusul Kotim 0,08 persen, Sukamara 0,27 persen, dan Palangka Raya 0,15 persen.
Menurut Agnes, fenomena yang menjadi penyebab deflasi pada Mei 2025 antara lain, turunnya harga cabai rawit akibat melimpahnya pasokan dari panen lokal dan kiriman luar daerah seperti Jawa dan Banjarmasin.
Kemudian bawang merah juga mengalami penurunan harga seiring dengan panen raya di wilayah sentra produksi seperti Brebes dan Bima.
Tidak hanya itu, harga emas perhiasan terus mengalami peningkatan. Hal ini dipengaruhi kenaikan harga emas dunia dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. “Kondisi ini menjadi catatan penting dalam pergerakan inflasi daerah, khususnya sektor bahan pangan yang sangat dipengaruhi musim panen. (ter/ens)