Feature

Pernah Nyaris Jadi Korban, Perlu Razia Rutin

405
×

Pernah Nyaris Jadi Korban, Perlu Razia Rutin

Sebarkan artikel ini
PEMBALAP : Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin saat menjadi pembalap di masa lalu.FOTO DOKUMEN

Ketika Wali Kota Fairid Naparin Kecam Balapan Liar di Jalanan

Ternyata Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin hobi balap sepeda motor sejak kecil. Layaknya anak muda sebayanya, Fairid memiliki hobi yang cukup menantang dan terbilang esktrem. Bahkan dia pernah nyaris jadi korban balapan liar di jalanan umum.

SAAT masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), pria kelahiran 28 Agustus 1986 itu senang dan rajin menonton ajang balapan sepeda motor. ”Waktu masih SD, kadang sama orang tua minta anterin buat nonton road race,” kata Fairid Naparin.

Selain itu, Didit–panggilan akrab Fairid Naparin, juga pernah tampil sebagai pembalap pada road race. Pada saat SMA, Fairid Naparin terjun balap pada event balap lokal Kalimantan.

Pria yang sempat dinobatkan sebagai wali kota termuda ini, ternyata pernah meraih medali perak saat mewakili Kabupaten Kotawaringin Barat di ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda) Kalimantan Tengah.

“Kalau di road race saya cukup singkat sebenarnya. Saya sempat mimpin poin Kejurda. Tapi sayangnya saya kuliah dan disuruh berhenti balap, jadi akhirnya kedua atau ketiga. Dulu Porda pernah ngasih medali perak untuk Kabupaten Kotawaringin Barat,” ungkapnya.

Fairid mengaku menyukai dunia otomotif tak hanya sekadar hobi. Tapi menekuninya hingga saat ini, dan masih sering turun ke sirkuit untuk mengikuti balapan pada kategori Ex Rider (kelas para mantan pebalap).

Sebagai seorang mantan pembalap, Fairid Naparin dengan tegas mengecam aksi balapan liar di jalanan yang meresahkan masyarakat. Dia juga memberikan perhatian serius terhadap aksi balap liar yang menabrak warga hingga meninggal dunia, beberapa waktu lalu.

“Akan menjadi atensi saya dan yang mengganggu ketertiban umum dan keselamatan masyarakat tidak ada toleransi,” tegasnya.

Farid pun mengutuk keras insiden ini dan aksi balapan liar yang menurutnya sudah keterlaluan. “Yang mengganggu ketertiban umum, apalagi sampai ada korban jiwa, tidak ada lagi toleransi. Kami akan tindak tegas,” serunya.

Wali Kota Fairid Naparin juga mengaku, pernah hampir menjadi korban aksi balap liar di jalanan. “Saya sendiri pernah nyaris kena (jadi korban balap liar). Ini bukan cerita orang. Saya mengalaminya sendiri. Jalanan bukan arena balap. Sudah terlalu sering terjadi dan ini harus berhenti,” ungkapnya.

Puncak pernyataannya menjadi pukulan telak bagi mereka yang selama ini menjadikan jalan raya sebagai sirkuit liar.

“Kalau mau jadi pembalap, ikut aturan. Pemerintah sudah sediakan Sirkuit Sabaru. Jangan jadikan alasan untuk mengorbankan nyawa orang lain. Tidak ada atlet yang lahir dari pelanggaran hukum,” katanya.

Dia minta masyarakat yang memiliki hobi berkendaraan dengan kecepatan tinggi untuk memanfaatkan Sirkuit Sabaru dalam mengasah dan mengembangkan hobinya pada tempat dan waktu yang tepat.

Fairid menegaskan, Pemerintah Kota Palangka Raya tak akan tinggal diam. Razia akan terus digelar, dan siapa pun yang masih nekad balapan di jalanan umum akan berhadapan dengan hukum.

“Saya minta hentikan sekarang juga. Jangan tunggu korban berikutnya. Kalau kalian masih coba-coba, kami tidak akan diam,” ungkap Wali Kota Fairid Naparin menanggapi kasus tabrakan pembalap liar di jalanan yang menewaskan seorang tukang ojek online di Jalan Adonis Samad, Palangka Raya, Sabtu (21/6/2025). (rdo/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *