Isen MulangKalimantan Tengah

Kalteng Masih Ketergantungan Terhadap Pasokan dari Luar Daerah

47
×

Kalteng Masih Ketergantungan Terhadap Pasokan dari Luar Daerah

Sebarkan artikel ini
Kalteng
Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko bersama Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, Selasa (1/7/2025). Foto: IST

PALANGKA RAYA – Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko mengakui, ketergantungan Kalteng, terhadap pasokan bawang merah dari Jawa.

Hal itu disampaikannya pada kegiatan Konferensi Pers digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, di kantor BPS setempat, Selasa (1/7/25).

“Makanya kami mendorong dunia usaha untuk bisa memaksimalkan produksi bawang merah, kami juga memaksimalkan program pasar murah dan pasar penyeimbang untuk komoditas yang rentan mengalami kenaikan,” ucap Yuas.

Kemudian, Yuas menyoroti adanya potensi daerah di Kalteng yang bisa menjadi sentra produksi bawang merah. Salah satunya adalah Kabupaten Kapuas.

“Yang jelas ada upaya dari kami mendorong kemandirian produksi bawang merah, ada beberapa daerah yang bisa jadi pusat produksinya,” tutur Yuas Elko.

Melalui langkah tersebut, harapannya Kalteng dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan bawang merah dari luar daerah dan menstabilkan harga di pasar lokal.

Sementara itu, Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti mengatakan, kenaikan angka inflasi sebesar 0,32 persen pada Juni 2025. Kenaikan tersebut dipicu dengan kenaikan harga sejumlah komoditas, termasuk bawang merah yang menjadi salah satu penyumbang utama inflasi tersebut.

Harga bawang merah mengalami lonjakan di beberapa daerah, hal tersebut dipicu oleh gelombang demonstrasi truk Over Dimension Over Loading (ODOL) pada bulan sebelumnya. Hal ini menghambat distribusi bawang merah yang dipasok dari Pulau Jawa, di mana produksinya juga sedang mengalami penurunan.

Dia menuturkan, komoditas bawang merah berperan signifikan terhadap angka inflasi di Kalteng.

“Bawang merah itu kan tidak diproduksi di Kalteng, melainkan didatangkan dari Pulau Jawa. Sementara di sana produksinya berkurang dan ada demo sopir truk ODOL, demo itu menghambat pergerakan truk pembawa bawang merah ke Kalteng,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dengan kondisi produksi bawang merah yang menurun ditambah dengan tingginya permintaan masyarakat menjadi semakin memperburuk situasi.

“Komoditas itu yang menjadi penyebab dominan inflasi bulan kemarin. Selain itu, ada juga cabai rawit, tetapi untuk produksi cabai rawit masih bisa ditopang produsen lokal,” pungkasnya. (ter/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *