Utama

Pria 42 Tahun Tewas di Pohon Sawit PT SKD

94
×

Pria 42 Tahun Tewas di Pohon Sawit PT SKD

Sebarkan artikel ini
Kepolisian dan petugas Klinik PT Sapta Karya Damai mengevakuasi jenazah korban. FOTO PE

· Dugaan Bunuh Diri Dipertanyakan
· Berkembang Isu Motifnya Diduga Malu karena Selingkuh dengan Istri Temannya

SAMPIT – Seorang pria berinisial UM ditemukan tewas tergantung dalam kawasan perkebunan kelapa sawit PT Sapta Karya Damai (SKD) Divisi 12, Jalan Jenderal Sudirman Km 45 arah Sampit-Pangkalan Bun, wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Sabtu (5/7/2025) pagi.
Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui rekan kerja korban berinisial P. Saat itu, P hendak memanggil korban yang belum terlihat bekerja. Setelah tak ada sahutan, P menuju lokasi panen kelapa sawit yang dikerjakan korban. Namun dia dikejutkan dengan temuan tubuh UM yang sudah tergantung di bawah pohon kelapa sawit.
“Saya memanggil korban, namun korban tidak menyahut. Saya datangi tempat dia memanen, dan saya lihat korban sudah tergantung,” kata P dalam laporan yang diperoleh kepolisian.
Dalam kondisi panik, ia memanggil rekannya, PS, untuk membantu memotong tali gantungan, karena mengira korban masih bisa diselamatkan. Namun nahas, saat diperiksa, UM sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Sekitar pukul 09.00 WIB, kepolisian setempat bersama tim medis dari klinik PT SKD datang ke lokasi dan memastikan korban telah meninggal dunia. Jenazahnya baru dievakuasi sekitar pukul 14.00 WIB ke RSUD dr Murjani Sampit untuk dilakukan visum guna mengetahui penyebab pasti kematian.
UM diketahui lahir di Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, 4 November 1982. Selama ini, ia tinggal di kompleks perumahan karyawan Divisi 12 PT SKD, Desa Natai Baru Damar, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Dugaan sementara, korban nekat mengakhiri hidupnya karena merasa malu setelah diduga berselingkuh dengan istri rekannya sendiri. Motif tersebut masih dalam penyelidikan pihak berwajib.
Meski demikian, sejumlah warganet yang melihat video 17 detik yang beredar memperlihatkan korban terbaring di tanah dengan pakaian lengkap, mulai mempertanyakan kejanggalan peristiwa tersebut. Dalam video, korban tampak masih mengenakan kaos merah, celana biru, serta sepatu boots.
“Kalau bunuh diri biasanya orang lepas alas kaki atau pakaian tertentu. Ini masih lengkap dengan sepatu boots. Masa bunuh diri lupa lepas sepatu?” ujar warganet berinisial L.
Warganet lainnya juga bahkan mendesak agar kematian korban benar-benar diselidiki dan dilakukan visum secara menyeluruh. Mereka khawatir korban sebenarnya menjadi korban pembunuhan yang diskenariokan sebagai gantung diri.
“Harus divisum secara serius. Jangan sampai ini kasus pembunuhan yang ditutup-tutupi. Takutnya korban dibunuh, lalu digantung agar dikira bunuh diri,” ujar warganet lainnya berinisial A.
Hingga Minggu (6/7/2025), kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Termasuk menelusuri kemungkinan motif lain di balik kematiannya. Warga diminta untuk tidak menyebarkan spekulasi dan menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada pihak berwenang. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *