Utama

Desa Rangda Bisa Jadi Pilot Project Transmigrasi

138
×

Desa Rangda Bisa Jadi Pilot Project Transmigrasi

Sebarkan artikel ini
Elpramit Christian

Disnakertrans Kobar Sebut Warganya Antusias Menyambut Transmigran

PANGKALAN BUN – Desa Rangda di Kecamatan Arut Selatan (Arsel), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tengah diprioritaskan dalam usulan program kawasan transmigrasi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

 Bahkan Desa Rangda bisa menjadi pilot project transmigrasi yang merupakan program pemerintah pusat tersebut.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kobar sebelumnya telah mengadakan studi kajian awal terhadap rencana sejumlah lokasi yang dipersiapkan sebagai kawasan transmigrasi.

Seperti disampaikan Kepala Bidang Transmigrasi Disnakertrans Kobar Elpramit Christian, ada lima lokasi yang terbagi dalam Satuan Kawasan Pengembangan (SKP).

Yakni, SKP A di Desa Rangda, Kecamatan Arsel, lalu SKP B di Desa Lalang, Desa Rungun dan Desa Kondang yang terletak di Kecamatan Kotawaringin Lama serta SKP C di Desa Tanjung Putri, Kecamatan Arsel. Dia menyampaikan, ketiga SKP ini belum bisa direalisasikan sekaligus dikarenakan keterbatasan anggaran jadi kendala utamanya.

“Kami akhirnya memfokuskan dulu di Desa Rangda. Saat ini, kita sudah masuk finalisasi tahap Rencana Teknis Satuan Pemukiman (RTSP) transmigrasi,” ujarnya, Rabu (16/7/2025) lalu.

Menurut dia, luasan kawasan transmigrasi yang tercantum di RTSP tersebut mengalokasikan sekitar 1.160 hektare yang mampu menampung hingga 400 kepala keluarga (KK).

Pengembangan kawasan nantinya akan menganut pola transmigrasi pugar. Dengan rencana komposisi kuota 60 persen dihuni translokal dan 40 persen sisanya transmigran luar yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta.

“Kami melibatkan partisipasi masyarakat dan terjadi lah kesepakatan bersama sehingga lahan yang ada diserahkan ke pemerintah daerah untuk dilakukan konsolidasi tanah. Masyarakat Desa Rangda sendiri antusias menginginkan pembangunan transmigrasi di wilayahnya,” ungkap Elpramit Christian.

Dijelaskannya, masyarakat setempat di tahun 2018 lebih dulu mengusulkan agar wilayahnya dijadikan kawasan transmigrasi. Mereka ingin dengan adanya pertambahan penduduk transmigran mampu membantu meningkatkan taraf kesejahteraan, perekonomian maupun aksesibilitas di Desa Rangda.

“Warga setempat menyambut positif. Mereka berharap, kedatangan para transmigran akan membawa perubahan kemajuan pembangunan desa secara jangka panjang,” tuturnya.

Elpramit Christian pun menyatakan, Desa Rangda siap dijadikan percontohan atau pilot project nasional dalam pengembangan program transmigrasi pola pugar yang terintegrasi antara masyarakat lokal dan luar wilayah.

“Dari kementerian direkomendasi menjadi pilot project. Hal ini melihat dari desa atau wilayah yang mana masyarakatnya memiliki keinginan sendiri berpartisipasi dalam program kawasan transmigrasi,” ungkapnya.

Saat ini, Disnakertrans Kobar terus berkoordinasi dengan kementerian terkait sambil menindaklanjuti beberapa persyaratan yang harus terpenuhi. Selanjutnya, usulan program kawasan transmigrasi ini diharapkan bisa segera terealisasi di tahun mendatang.

“Bagaimana pun juga program transmigrasi ini sudah dinanti-nantikan masyarakat Desa Rangda. Mudah-mudahan tahun 2026 bisa dimulai proses pelaksanaan pembangunannya. Targetnya paling cepat akhir tahun 2027 sudah ada penempatan permukiman. Kami terus menjalin komunikasi dengan pihak kementerian agar usulan ini segera terealisasi,” akuinya. (fit/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *