Utama

Dua Pekerja Sawit Diserang Beruang di Mentaya Hulu

147
×

Dua Pekerja Sawit Diserang Beruang di Mentaya Hulu

Sebarkan artikel ini
KORBAN BERUANG : Pekerja perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur mengalami luka-luka setelah diserang beruang madu, Selasa (15/7/2025) siang.FOTO WARGA UNTUK PE

BKSDA Pasang Spanduk Peringatan di Sekitar Lokasi Kejadian

SAMPIT – Dua pekerja perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menjadi korban serangan beruang madu. Keduanya diserang beruang Ketika sedang panen dan memuat buah kelapa sawit. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (15/7/2025) siang.
Akibat serang beruang, dua pekerja sawit itu mengalami luka-luka serius pada tangan dan kaki, sehingga harus menjalani perawatan medis.
Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah, membenarkan pihaknya menerima laporan dari salah satu perwakilan perusahaan terkait kejadian itu Jumat (18/7/2025) lalu.
“Iya betul mas, hari Jumat lalu kami menerima laporan langsung dari pelapor. Mereka melaporkan ada dua orang pekerja yang diserang satwa liar jenis beruang madu saat sedang bekerja,” kata Muriansyah saat dikonfirmasi, Selasa (22/7/2025).
Usai menerima laporan, BKSDA langsung memberi arahan untuk penanganan awal. Salah satunya dengan menghentikan sementara seluruh aktivitas di lokasi kejadian.
“Kami minta agar lokasi serangan dihentikan dulu aktivitasnya. Selain itu, kami juga mengarahkan pihak perusahaan untuk memasang spanduk peringatan di sekitar area guna mengantisipasi serangan susulan,” tambahnya.
Direncanakan, dalam waktu dekat tim BKSDA akan observasi ke lokasi kejadian. Namun waktu pelaksanaan masih belum ditentukan secara pasti. “Kami akan turun ke lapangan untuk observasi. Mungkin dalam minggu-minggu ini. Tapi waktunya masih akan ditentukan,” ujarnya.
Beruang madu (helarctos malayanus) merupakan salah satu satwa dilindungi di Indonesia. Konflik antara manusia dan satwa liar seperti ini kerap terjadi akibat perambahan habitat atau aktivitas yang terlalu dekat dengan wilayah jelajah satwa.
“Kami mengimbau masyarakat dan pihak perusahaan untuk selalu waspada dan segera melaporkan setiap temuan atau interaksi dengan satwa liar kepada pihak berwenang guna mencegah risiko yang lebih besar,” tandasnya. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *