PeristiwaUtama

Mahasiswa UPR Bunuh Diri di Mura

336
×

Mahasiswa UPR Bunuh Diri di Mura

Sebarkan artikel ini
EVAKUASI MAYAT : Petugas saat mengevakuasi jasad korban bunuh diri di Kelurahan Beriwit, Kota Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya, Rabu (23/7/2025) siang.FOTO WARGA UNTUK PE

Tiga Kali Gagal Wisuda, Tinggalkan Pesan Menyayat Hati

PURUK CAHU – Warga Jalan Bondang 2, Kelurahan Beriwit, Kota Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya dibuat heboh, Rabu (23/7/2025) siang. Pasalnya, seorang pemuda berinisial PV (23) ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di kamar lantai dua rumahnya.

Korban yang diketahui sebagai anak tunggal itu sempat meninggalkan pesan terakhir yang menyayat hati dalam catatan ponsel iPhone X miliknya. Pesan itu ditujukan langsung kepada kedua orang tuanya dan ditulis dalam Bahasa Dayak Maanyan.

Kapolres Murung Raya AKBP Franky M Monathen melalui Kapolsek Murung Ipda Yakobus Riko membenarkan kejadian tersebut.

Menurut kapolsek, korban diketahui masih berstatus sebagai mahasiswa. “Korban pertama kali ditemukan ibunya sekitar pukul 12.00 WIB dalam kondisi tergantung menggunakan tali tambang biru yang diikatkan pada kayu kuda-kuda atap rumah,” kata Ipda Yakobus Riko.

Informasinya, sang ibu baru tiba di rumah dan sempat bertanya kepada suaminya mengenai keberadaan anak mereka. Karena melihat sandal korban di depan rumah, ia pun naik ke lantai dua dan langsung histeris saat melihat putranya sudah dalam keadaan tergantung.

Ayah korban yang mendengar teriakan, segera menyusul dan menurunkan tubuh anaknya sambil melepaskan ikatan di leher, lalu membaringkannya di lantai. Namun korban sudah tak bernapas lagi.

Polisi juga menemukan sebuah iPhone X milik korban yang berisi pesan terakhir yang ditujukan kepada kedua orang tuanya. Isi pesan itu diduga mengungkap alasan di balik keputusan mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) itu mengakhiri hidup. Kabarnya, dia gagal tiga kali wisuda, sehingga membuat dirinya stres.

Saat ini, jajaran Polsek Murung masih melakukan pendalaman terkait motif dan latar belakang peristiwa tersebut. Dugaan sementara, korban mengalami depresi berat.

Dalam pesan terakhir yang ditemukan di ponsel korban, PV mengucapkan permintaan maaf yang mendalam karena merasa gagal menjadi anak yang membanggakan. Ia menuliskan terima kasih atas perjuangan orang tuanya, namun juga mengungkapkan beban psikologis yang berat karena merasa menjadi sumber kesedihan keluarga.

“Aku gagal sebagai anak kalian… justru kalian malah menderita karena kegagalanku,” tulis PV dalam pesan itu, yang membuat pilu para petugas yang menemukannya.

Saat ini, Polsek Murung masih menyelidiki motif lebih dalam di balik aksi nekad korban, meskipun dugaan awal mengarah pada tekanan mental atau depresi berat. (udi/ens)

Pesan PV Sebelum Bunuh Diri:

“Pesan Untuk Mamah dan Papah… Mah, Pah, terima kasih atas perjuangan kalian selama ini untuk saya, kalian tidak pernah berhenti memberikan perhatian kepada saya, kasih sayang kalian ke saya, karena saya seorang anak tunggal.

Hari ini aku meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada mamah dan papah kalo selama ini aku tidak pernah bisa menjadi anak yang baik bahkan gagal, aku tidak menyalahkan kalian, aku yang gagal sebagai anak kalian, bahkan sampai detik ini pun aku tidak mampu membuat kalian bangga bahkan mengangkat derajat kalian dengan membuat kalian bahagia, justru kalian malah menderita karna kegagalanku.

Aku sakit hati melihat kalian susah bahkan stres karena memikirkan aku, itu jadi beban pikiran ku selama ini, dan itu membuat aku mengambil jalan ini. Sebelum aku pergi sekali lagi terima kasih kepada papah dan mamah, kalian sudah memberikan kesempatan kepada aku melihat dunia, mengurus aku dari bayi sampai aku sudah dewasa ini, “TERIMA KASIH” Pesan dari aku, jaga kesehatan kalian, jangan sakit, jangan selalu menceritakan orang, jangan marah-marah, nikmati aja hidup kalian, buka lembaran baru. Cuma itu saja pesan ku, salam sayang dari “PV”. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *