FeaturePendidikan

Guru SD Belajar Coding dan AI, Siap Bawa Kelas ke Masa Digital

127
×

Guru SD Belajar Coding dan AI, Siap Bawa Kelas ke Masa Digital

Sebarkan artikel ini
FOTO BERSAMA : Kepala Dinas Pendidikan Kotim Muhammad Irfansyah foto bersama peserta pelatihan coding dan AI bagi guru SD, kemarin.FOTO HUMAS UNTUK PE

Cara Disdik Kotim Meningkatkan Mutu Pendidikan

Revolusi pendidikan digital mulai menyentuh ruang-ruang kelas di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Sebanyak 49 guru sekolah dasar (SD) dari berbagai penjuru daerah kini dibekali keterampilan coding dan kecerdasan buatan alias AI, dalam pelatihan inovatif yang digelar selama lima hari pada 21–25 Juli 2025.


PROGRAM ini digagas oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim bekerja sama dengan Yayasan Hasnur Centre melalui program Human-Academic Future Education for Creative Society (HAFECS). Tak sekadar teori, para guru diajak langsung mengerjakan proyek-proyek teknologi yang aplikatif dan siap diterapkan di kelas mereka masing-masing.

“Kami ingin guru tidak hanya melek teknologi, tapi juga menjadi motor penggerak transformasi pendidikan. Anak-anak hari ini adalah generasi digital, dan guru harus siap menjadi pemandu mereka,” tegas Kepala Disdik Kotim Muhammad Irfansyah, Jumat (25/7/2025).

Materi pelatihan mencakup pengenalan dasar pemrograman, pemanfaatan AI sebagai alat bantu ajar, hingga desain pembelajaran digital yang interaktif dan menyenangkan. Salah satu modul unggulan bertajuk transformasi kelas dengan teknologi menekankan pentingnya peran guru sebagai arsitek pengalaman belajar abad 21.

Pelatihan ini dirancang dengan pendekatan praktis dan kolaboratif. Menurut Kepala Departemen Kerjasama HAFECS Hafidz Ridha Try Sjahputra, para peserta tak hanya dilatih, tetapi juga ditantang untuk menciptakan solusi konkret bagi pembelajaran.

“Setiap guru merancang proyek inovatif berbasis teknologi yang bisa langsung mereka terapkan di sekolah. Inilah bentuk nyata perubahan guru bukan hanya penerima, tapi pencipta inovasi,” ungkap Hafidz.

Langkah strategis ini menjadi bagian dari visi besar Kotim dalam memperkuat literasi digital sejak dini. Pendidikan tidak lagi hanya soal papan tulis dan kapur, tapi tentang kreativitas, teknologi, dan kesiapan menghadapi masa depan.

“Dengan bekal ilmu baru ini, para guru SD di Kotim bukan hanya mendidik, tapi juga membentuk generasi yang siap bersaing di dunia yang kian digital,” tandasnya. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *