PeristiwaUtama

Napi Gantung Diri di Lapas Palangka Raya

151
×

Napi Gantung Diri di Lapas Palangka Raya

Sebarkan artikel ini
TEWAS TERGANTUNG : Seorang napi narkoba berusia 45 tahun ditemukan tewas tergantung dan meninggalkan pesan tulisan tangan dalam Alkitab di Lapas Kelas IIA Palangka Raya di Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kamis (24/7/2025).FOTO PE

Ditemukan Tulisan Tangan Berupa Pesan dan Doa Dalam Alkitab

PALANGKA RAYA – Pagi itu, Lapas Kelas IIA Palangka Raya tampak seperti biasa. Aktivitas penghuni berjalan rutin. Ibadah, bersih-bersih, dan sedikit obrolan ringan di sela sela waktu. Namun, di balik dinding Blok B Nomor 30 Lapas Palangka Raya di Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, seorang pria memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan cara yang sunyi.

Pria berinisial P itu adalah seorang narapidana kasus narkotika asal Banjarmasin. Pria 45 tahun itu ditemukan tewas tergantung dalam kamar mandi selnya, Kamis (24/7/2025) pukul 10.10 WIB.

Ia sedang menjalani hukuman penjara selama 7 tahun 6 bulan. Kematian itu mengejutkan teman-teman satu blok yang baru saja melihatnya duduk diam di dekat Gereja Lapas Palangka Raya beberapa saat sebelumnya.

Kain sarung menjadi saksi bisu dari keputusasaan yang mungkin telah dipendam lama. Tubuhnya ditemukan oleh rekan satu sel dalam keadaan tergantung tenang, namun menyisakan pertanyaan yang tak sederhana.

Kapolsek Bukit Batu Ipda Muhammad Hafizh Ramadhan, mengungkapkan laporan dari petugas lapas langsung ditindaklanjuti. Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengamankan barang bukti, dan membawa jenazah korban ke RS Bhayangkara Palangka Raya untuk visum.

“Selain kain sarung yang digunakan untuk menggantung diri, kami juga menemukan sebuah Alkitab yang di dalamnya terdapat tulisan tangan serta sejumlah catatan pribadi milik korban,” kata kapolsek.

Tulisan tangan itu belum diketahui isinya secara pasti. Namun ada kemungkinan itu adalah pesan terakhir, doa, atau sekadar curahan hati dari seseorang yang merasa terpenjara bukan hanya oleh jeruji besi, tetapi juga oleh pikirannya sendiri.

Rekan-rekan korban yang mengenalnya selama masa tahanan, mengatakan bahwa ia tidak menunjukkan gelagat aneh. “Masih duduk seperti biasa tadi pagi, diam saja di depan gereja,” kata salah satu saksi.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dedy Supriadi, menyampaikan rasa prihatinnya atas kejadian ini.

Ia menegaskan, proses penyelidikan akan dilakukan secara profesional, menyeluruh, dan objektif. “Meski dugaan awal mengarah pada bunuh diri, kami tidak ingin berspekulasi. Semua bukti dan keterangan saksi akan kami periksa secara mendalam,” kata kapolresta.

Tragedi ini membuka kembali luka lama tentang kesehatan mental para penghuni lapas.
Di balik jeruji, di tengah keterbatasan, dan rasa kesepian bisa menjadi monster yang perlahan menggerogoti harapan. Tak semua orang kuat menunggu hari kebebasan. Sebagian memilih ‘bebas’ dengan caranya sendiri.

Kini, P telah pergi meninggalkan ruang kosong di sel, dan pertanyaan di hati mereka yang ditinggalkan. (rdo/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *