Uncategorized

BFA dan DP3APPKB Tekankan Perlindungan Anak

13
×

BFA dan DP3APPKB Tekankan Perlindungan Anak

Sebarkan artikel ini
DIALOG: BFA dan P3APPKB Provinsi Kalteng saat siaran khusus bersama TVRI Kalteng, di Istana Isen Mulang, Selasa (22/7/2025) lalu. Foto: IST

PALANGKA RAYA – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 Tahun 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar siaran khusus bersama TVRI Kalteng di Istana Isen Mulang, Selasa (22/7/2025) lalu. 

Siaran tersebut menghadirkan Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Kalteng, Ny. Aisyah Thisia Agustiar Sabran, dan Kepala Dinas P3APPKB Provinsi Kalimantan Tengah, Linae Victoria Aden. 

Hal tersebut juga merupakan simbol komitmen kuat Pemprov Kalteng dalam mendukung pemenuhan hak-hak anak menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam dialognya, Aisyah menyampaikan akan pentingnya keberadaan BFA sebagai tokoh strategis dalam mengawal tumbuh kembang anak di daerah. Pengawalan tersebut dinilai penting, agar anak-anak tumbuh dalam ligkungan yang aman. 

“Tugas kita adalah memastikan mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman, bebas dari kekerasan, pelecehan dan penyalahgunaan teknologi. Forum Anak menjadi wadah penting untuk suara mereka,” ucapnya. 

Kemudian, Ny, Aisyah juga menegaskan peran aktifnya dalam memfasilitasi program-program forum anak, memperkuat peran anak sebagai Pelopor dan Pelapor (2P) serta mendorong terbentuknya Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) di seluruh wilayah Kalimantan Tengah. 

“Kami ingin setiap anak punya ruang untuk berpartisipasi, bukan hanya jadi penerima keputusan, tapi juga bagian dari pembuat perubahan,” ungkap Aisyah.

Selain itu, Linae Victoria Aden menilai bahwa peringatan HAN tahun ini menjadi pengingat bahwa pembangunan bangsa dimulai dari kualitas anak-anak sekarang. 

“Pertumbuhan anak yang optimal hanya bisa tercapai bila semua pihak bersinergi dari orang tua, sekolah, hingga pemerintah dan komunitas,” jelasnya. 

Menurut Linae, HAN tahun ini dilaksanakan secara desentralisasi hingga ke tingkat desa, guna meningkatkan keterlibatan anak-anak di seluruh pelosok Kalteng. 

Namun, dirinya mengakui bahwa masih ada tantangan besar, seperti rendahnya kesadaran masyarakat, kasus kekerasan terhadap anak, dan keterbatasan sumber daya.

Perlindungan anak sendiri bukan tugas satu pihak saja, namun juga perlu adanya keterlibatan seluruh masyarakat, agar tercipta lingkungan yang aman dan ramah bagi anak. 

Keduanya berharap, agar seluruh pemangku kepentingan terus mendampingi dan memberdayakan anak-anak Kalimantan Tengah agar tumbuh menjadi generasi yang tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia demi masa depan Indonesia yang gemilang. (ter/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *