SAMPIT – Antusiasme orang tua di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), terhadap program Sekolah Perintis terus meningkat.
Wakil Bupati Kotim, Irawati, menyampaikan bahwa kuota calon murid jenjang SMA telah terpenuhi sebanyak 55 orang, sementara untuk SD baru mencapai 45 orang.
“Alhamdulillah untuk jenjang SMA sudah penuh, tinggal SD yang kurang 10 anak lagi. Penjaringan masih terus kami lakukan,” ujar Irawati, Sabtu (3/8/2025).
Sekolah Perintis merupakan cikal bakal dari Sekolah Rakyat yang dibangun oleh Kementerian Sosial di atas lahan milik Pemkab Kotim. Program ini menyasar anak-anak dari keluarga rentan dan akan berbasis asrama.
Irawati mengakui sempat ada penolakan dari orang tua, terutama di jenjang SD, karena khawatir anak-anak mereka tinggal di asrama di usia dini. Namun setelah dilakukan sosialisasi langsung dan penjelasan mengenai konsep sekolah ini, respons masyarakat berubah positif.
“Awalnya banyak yang menolak karena salah paham, ada yang mengira ini sekolah miskin, bahkan ada yang takut ini modus penculikan. Tapi setelah dijelaskan dan ditunjukkan video dari Kemensos, mereka justru mendukung,” jelasnya.
Dengan adanya kebijakan baru dari pusat, Pemkab Kotim kini harus menjaring minimal 55 murid untuk tiap jenjang, naik dari kuota awal 50 murid. Penjaringan kini juga dibuka bagi anak-anak di luar Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) selama memenuhi kriteria.
Jika ada kelebihan calon siswa, Kotim bisa mengirim mereka ke Sekolah Rakyat di kabupaten lain seperti Katingan, Gunung Mas, atau Palangka Raya. Sebaliknya, Kotim juga bisa menerima siswa titipan jika kekurangan.
Terkait waktu mulai kegiatan belajar, Irawati menyebut bahwa pihaknya masih menunggu petunjuk teknis dari Kemensos. Namun ia memastikan, Sekolah Perintis di Kotim akan dimulai tahun ini dan renovasi bangunan ditargetkan rampung pertengahan Agustus.
“Begitu kuota terpenuhi, kami akan langsung melapor ke pusat. Renovasi gedung Sekolah Perintis juga diperkirakan rampung pada pertengahan Agustus ini,” tutupnya. (pri/rdo)