Kotawaringin Timur

Perkuat Strategi Hadapi Karhutla, Embung Portabel Jadi Senjata Andalan

31
×

Perkuat Strategi Hadapi Karhutla, Embung Portabel Jadi Senjata Andalan

Sebarkan artikel ini

SAMPIT – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menghantui Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) seiring musim kemarau panjang yang melanda. 

Tak ingin kecolongan, Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Kotim melalui Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim memperkuat barisan dengan strategi yang lebih taktis dan responsif, termasuk menghadirkan embung portabel sebagai solusi cerdas dalam pemadaman api.

Kepala BPBD Kotim, Multazam, menuturkan bahwa upaya pencegahan dan penanganan karhutla kini mengedepankan kecepatan reaksi dan efisiensi logistik di lapangan. Salah satu terobosan yang mulai diimplementasikan adalah penyediaan embung portabel berkapasitas 4.000 liter, yang bisa dipindahkan mendekati titik api.

“Embung portabel ini sangat membantu. Bisa ditempatkan di belakang area kebakaran, jadi kendaraan pemadam tidak perlu bolak-balik ke sumber air utama. Hanya butuh 10 menit untuk isi ulang. Sangat efisien,” jelas Multazam, Selasa (5/8/2025).

Menurutnya, strategi ini merupakan bagian dari skema penanganan berbasis taktis yang telah disusun sejak awal musim kemarau. BPBD memperkuat tim pemadam yang telah terlatih, melakukan pemetaan wilayah rawan, dan menetapkan sejumlah titik strategis untuk penempatan embung dan logistik pendukung lainnya.

“Kami siapkan segalanya sejak dini. Regu kami sudah siap tempur meski dengan keterbatasan. Mereka tahu bagaimana harus bergerak cepat saat kondisi genting,” ujarnya.

Keberadaan embung portabel menjadi tulang punggung dalam operasi pemadaman, terutama untuk lokasi karhutla yang jauh dari akses air. Embung ini berfungsi sebagai titik isi ulang cepat bagi mobil tangki atau pompa portable, sehingga waktu tempuh dan energi dapat dihemat secara signifikan.

Meski demikian, tantangan tetap ada. Jarak antara lokasi kebakaran dan sumber air utama masih menjadi kendala besar di lapangan. Karena itu, BPBD Kotim juga tengah memetakan sumber-sumber air alternatif, baik dari sumur dalam, sungai kecil, maupun embung lama yang masih aktif.

“Kalau titik api terlalu jauh dari embung utama, kami akan cari sumber terdekat agar tim di lapangan tidak kelelahan. Ini menyangkut kecepatan dan efektivitas kerja,” tambahnya. 

Ia menegaskan, karhutla bukan lagi bencana musiman yang datang dan pergi begitu saja, melainkan ancaman tahunan yang memerlukan perencanaan matang dan inovasi berkelanjutan.

“Inovasi seperti embung portabel ini akan terus kami evaluasi. Harapannya, kita bisa menekan dampak karhutla, melindungi aktivitas masyarakat, dan menjaga ekosistem hutan kita dari kerusakan besar,” tegasnya.

Dengan kombinasi kesiapan personel, dukungan logistik, dan strategi adaptif, BPBD Kotim menunjukkan keseriusan dalam menghadapi musim kering yang berisiko tinggi. 

“Masyarakat juga terus kami imbau untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas pembakaran yang dapat memicu bencana lebih besar,” tandasnya.

 (pri/rdo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *