Akademi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya M. Febriyanto Firman Wijaya menyoroti fenomena pengibaran bendera bajak laut Jolly Roger, dari serial anime One Piece, menjelang HUT ke-80 RI.
Febri menilai fenomena ini sebagai bentuk protes diam anak muda. Aksi pengibaran Jolly Roger One Piece hadir karena rasa kecewa dan hilangnya kepercayaan anak muda pada pemerintah.
“Dalam situasi seperti itu, mereka mencari simbol baru yang mewakili semangat kebebasan, pemberontakan. Nilai-nilai yang ironisnya justru mereka temukan dalam tokoh bajak laut fiktif seperti Luffy,” ujar Febri.
Pengibaran Jolly Roger One Piece sedang ramai diperbincangkan, hingga mendapat sorotan masyarakat internasional. Bendera berwarna hitam dengan gambar tengkorak dan topi jerami, berkibar di bawah bendera merah putih.
Banyak masyarakat yang memasangnya di mobil, truk, kapal, halaman rumah warga, hingga tiang bendera di ruang publik. Pro dan kontra pun mengiringi aksi pengibaran Jolly Roger milik Monkey D. Luffy cs.
Salah satunya dari Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Dia menyebut aksi pengibaran bendera bajak laut bukan insiden acak, melainkan gerakan sistematis yang berpotensi memecah belah bangsa.“Ini bukan kebetulan. Ada upaya terkoordinasi untuk memecah belah persatuan bangsa,” ujar legislator Partai Gerindra kepada awak media di Jakarta baru-baru ini.
Namun menurut Febri, pemerintah seharusnya bukan sekadar melarang atau mengecam simbol asing, melainkan introspeksi mengapa ketertarikan generasi muda bisa menurun terhadap simbol nasional.
“Yang perlu diperbaiki bukan sekadar siapa mengibarkan apa, tetapi bagaimana kita memperkuat kembali rasa kepemilikan anak muda terhadap bangsanya (dalam hal ini bendera merah putih),” terang Febri.
SUMBER : JAWA.POS