Utama

Dinding SDN 1 Lampahung Pakai Seng Bekas

114
×

Dinding SDN 1 Lampahung Pakai Seng Bekas

Sebarkan artikel ini
BELAJAR: Kepala SDN 1 Tumbang Lampahung Friskila saat melihat anak muridnya belajar di ruangan berdinding seng tersebut, Jumat (8/8/2025) lalu. FOTO SEPANYA/PE

KUALA KURUN – Kondisi gedung salah satu sekolah yang tidak jauh dari Kuala Kurun sebagai ibu kota Kabupaten Gunung Mas, yakni SDN 1 Desa Tumbang Lampahung Baru, Kecamatan Kurun sangat memprihatinkan. Salah satu ruang belajar, seperti di kelas V, hanya memakai dinding seng dan lantai cor beton seadanya saja.

Ruangan yang seharusnya nyaman untuk anak sekolah ketika menimba ilmu, namun kondisinya sangat panas ketika terik matahari sudah tinggi.

Kepala SDN 1 Desa Tumbang Lampahung Friskila mengakui, pihaknya rapat dengan dewan guru, orang tua murid, komite dan ada keputusan membangun ruangan belajar darurat.

“Setelah rapat, kami melakukan suatu pendanaan melalui komite dan setelah dana dikumpulkan, sehingga kami membuat sebuah bangunan darurat , yakni ruang belajar untuk kelas V. Sementara menunggu dari pemerintah maupun dinas membangun baru,” kata Friskila saat dikomfirmasi di sekolah tersebut, Jumat (8/8/2025).

Menurut dia, pihaknya sangat membutuhkan ruang belajar sekitar tiga sampai empat ruangan. Namun sampai saat ini belum ada pembangunan ruang belajar baru untuk sekolah tersebut. Sehingga atas inisiatif bersama dibangun ruangan belajar darurat bagi sekolah dasar tersebut.

“Ada tiga ruangan yang kami butuhkan di SDN 1 Tumbang Lampahung ini.

Terutama ruang belajar. Sehingga kami memutuskan dan juga orang tua murid dan masyarakat bergotong royong membangun ruangan ini kurang lebih satu minggu,” ujarnya.

Menurut dia, untuk cor lantai yang ada tidak seperti sekolah pada umumnya. Dana pembangunan ini diambil dari komite, dan sekolah serta guru-guru SDN 1 Tumbang Lampahung. Dia berharap, agar keberadaan SDN ini yang kekurangan ruang belajar tersebut bisa mendapat perhatian untuk pembangunannya.

“Untuk ruang guru dan ruang belajar kami batas, supaya pelajaran tetap berjalan. Sedangkan untuk jumlah murid kita yang ada sekitar ratusan orang, mulai dari titipan hingga yang masuk data dapodik,” ungkap Friskila.

Sementara itu, orang tua murid bernama Mamah Acan mengeluh, karena sekolah menggunakan bangunan darurat. Menurut dia, bangunan dengan didnding seng ini sebenarnya tidak layak. Apalagi program sekolah full day yang pulangnya hampir jam tiga sore.

“Sebenarnya anak-anak tidak layak sekolah full day. Oleh pendidikan yang harus itu saja dan ruangan panas dan tidak layak seperti sekolah-sekolah lain. Untuk itu, kami berharap dengan Pemda Gunung Mas agar memperhatikan sekolah anak kami ini,” harapnya.

Secara terpisah, Kepala Disdikpora Gumas Aprianto mengakui, sekolah tersebut dibangun swadaya. Saat ini, anggaran Dinas Pendidikan masih minim untuk penambahan ruangan. Tetapi pihaknya akan berusaha menganggarkan di perubahan ataupun di tahun2026 nantinya.

“Memang kemarin kita mengetahui bangunan sekolah tersebut dibangun swadaya. Kita semua tahu untuk anggaran kita sekarang ini masih terbatas. Tetapi kita berusaha menganggarkan itu di perubahan atau APBD murni tahun 2026,” kata Aprianto.  (nya/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *