PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran menegaskan, bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) di wilayah pedalaman menjadi salah satu prioritas utama pemerintah provinsi (Pemprov).
Hal ini disampaikan saat menghadiri kegiatan penyambutan mahasiswa baru Universitas Palangka Raya (UPR), Senin (11/8/2025).
Dalam pidatonya, Gubernur menggarisbawahi pentingnya keadilan dalam akses pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat Kalteng, khususnya mereka yang berasal dari wilayah terpencil dan terpinggirkan.
Menurutnya, kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedalaman tidak boleh terus dibiarkan karena berpotensi memperbesar ketimpangan sosial di masa depan.
“Pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara, tidak peduli tinggal di mana atau dari keluarga seperti apa. Kita ingin mahasiswa dari pedalaman juga punya kesempatan yang sama untuk sukses,” tegasnya.
Agustiar menilai, mahasiswa asal daerah pedalaman kerap menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks dibandingkan rekan-rekan mereka di perkotaan. Mulai dari keterbatasan biaya, akses transportasi yang sulit, hingga minimnya fasilitas dan informasi pendidikan.
Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Pemprov Kalteng tengah mempersiapkan program strategis untuk memperkuat akses pendidikan di daerah tertinggal, termasuk melalui skema beasiswa yang berpihak pada keadilan sosial.
Skema ini akan menyasar mahasiswa dari keluarga kurang mampu serta daerah pedalaman yang selama ini kesulitan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
“Kita tidak boleh membiarkan anak-anak kita berhenti kuliah hanya, karena kondisi ekonomi. Pemerintah harus hadir, bukan hanya sebagai penyedia bantuan, tapi juga pendukung perubahan hidup mereka,” ujarnya.
Program unggulan dalam inisiatif ini adalah penerapan Kartu Huma Betang, sebuah instrumen sosial yang akan digunakan sebagai basis penyaluran beasiswa mulai 2026.
Gubernur menyebut, saat ini tim Pemprov sedang melakukan verifikasi ketat terhadap data masyarakat agar penerima bantuan benar-benar berasal dari kalangan yang membutuhkan.
“Kita ingin tepat sasaran. Dengan Kartu Huma Betang, kita bisa pastikan bantuan ini sampai kepada mahasiswa yang benar-benar membutuhkan, bukan hanya yang pintar secara akademik, tapi juga gigih melawan keterbatasan,” jelas Agustiar.
Lebih dari sekadar bantuan keuangan, Gubernur menekankan, bahwa dukungan moral dan pembinaan akademik juga penting diberikan kepada mahasiswa dari pedalaman.
Ia berharap, dengan pendidikan yang inklusif, akan lahir generasi baru dari wilayah-wilayah tertinggal yang siap memimpin perubahan di komunitas mereka masing-masing.
Langkah ini dianggap sebagai bagian dari visi jangka panjang Pemprov Kalteng untuk mendorong transformasi sosial berbasis pendidikan.
Agustiar yakin, ketika anak-anak dari desa dan hulu sungai berhasil menjadi sarjana, mereka akan menjadi agen pembangunan yang mampu mengangkat daerahnya sendiri.
“Kita sedang menanam benih masa depan. Mahasiswa dari pedalaman yang kita bantu hari ini, bisa jadi kepala daerah, pengusaha, guru besar, atau tokoh masyarakat di masa depan,” pungkasnya. (ifa/abe)