Isen MulangKalimantan Tengah

Hasil Panen Perdana Jagung Dibagikan di UPT Pundu

72
×

Hasil Panen Perdana Jagung Dibagikan di UPT Pundu

Sebarkan artikel ini
Hasil Panen Perdana Jagung Dibagikan di UPT Pundu
PANEN JAGUNG: Kepala Dinas Perkebunan Kalteng, Rizky Badjuri saat pembagian hasil panen jagung di Palangka Raya, Senin (5/5). (Foto: IST)

PALANGKA RAYA – Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pundu mencatatkan tonggak penting dalam kontribusinya terhadap program nasional ketahanan pangan dengan melakukan panen perdana jagung manis di lahan seluas 1,4 hektare. 

Panen ini menjadi bagian awal dari pengelolaan total lahan seluas 98 hektare yang terletak di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Kepala Dinas Perkebunan Kalteng, Rizky Badjuri, menegaskan, bahwa panen jagung tersebut merupakan bukti keseriusan dan komitmen pemerintah daerah dalam menyukseskan program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah pusat. 

Menurutnya, meski bukan tugas utama instansi yang ia pimpin, Dinas Perkebunan tetap mendukung penuh kebijakan pusat maupun arahan langsung dari Gubernur.

“Jagung yang ditanam ini adalah jenis manis. Sebagian hasilnya telah dibagikan kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk berbagi hasil dan dukungan terhadap ketahanan pangan lokal,” ujar Rizky, Senin (5/5).

Penanaman jagung dimulai sejak Januari hingga Februari 2025 lalu, dengan masa panen yang berlangsung sekitar 70 hingga 85 hari. 

Program ini diharapkan, tak hanya meningkatkan ketersediaan pangan di daerah, tetapi juga memberikan kontribusi langsung terhadap upaya pengendalian inflasi, terutama menjelang hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal.

Rizky juga menambahkan, bahwa langkah ini menjadi bagian dari sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menekan laju inflasi, sekaligus menjadi contoh bagi masyarakat dan pelaku usaha perkebunan lainnya.

“Kami ingin menunjukkan bahwa dinas bisa jadi contoh. Ini adalah bentuk nyata dari keberpihakan pemerintah terhadap kemandirian pangan dan stabilitas harga,” tegasnya.

Selain jagung, UPT Pundu juga telah mulai mengembangkan komoditas hortikultura lainnya, seperti cabai, yang dikenal sebagai salah satu penyumbang inflasi terbesar. 

Penanaman cabai diharapkan bisa menjadi solusi jangka pendek maupun jangka panjang untuk menekan fluktuasi harga yang kerap terjadi menjelang momen-momen penting.

Kepala Balai Benih dan Kebun Produksi, Sandra menjelaskan, bahwa UPT Pundu juga berperan sebagai kebun edukasi yang terbuka bagi masyarakat. Setiap harinya, kebun ini dikunjungi warga setempat yang ingin belajar langsung tentang tata cara penanaman dan pengelolaan pertanian secara sederhana, namun efektif.

“Kami tidak hanya menanam, tapi juga memberikan edukasi. Ini menjadi bagian dari sosialisasi bahwa pemerintah sangat serius dalam mendukung ketahanan pangan. Banyak masyarakat yang datang untuk belajar, dan kami sangat terbuka untuk itu,” terang Sandra.

“Ke depan pemerintah akan terus mendorong agar masyarakat dapat menanam secara mandiri di pekarangan rumah maupun di lahan – lahan kecil yang belum produktif,” pungkasnya. (ifa/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *