PALANGKA RAYA – Plh. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setda Kalimantan Tengah (Kalteng), Maskur membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pelaksanaan Tahapan Revitalisasi Bahasa Daerah di Aula Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalteng, Senin (5/5).
Maskur mengatakan, bahwa bahasa daerah merupakan warisan budaya yang mencerminkan sejarah, nilai-nilai serta jati diri masyarakatnya.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa bahasa daerah kini mulai terancam oleh modernisasi dan perubahan sosial.
“Revitalisasi bahasa daerah menjadi sebuah upaya yang sangat penting, guna menjaga keberlangsungan dan keberdayaan bahasa daerah kita,” ucapnya.
Diketahui, bahwa di Kalteng sendiri terdapat puluhan bahasa dan ratusan dialek serta sub dialek. Bahasa-bahasa tersebut dituturkan oleh sekitar 2,7 juta jiwa lebih yang menghuni tiga belas kabupaten dan satu Kota.
“Perlu saya ingatkan kembali bahwa tanggung jawab pelestarian bahasa dan sastra daerah berada di pundak pemerintah daerah,” ujarnya.
Dirinya berharap, dengan adanya forum tersebut dapat merumuskan langkah-langkah strategis dan konkret dalam upaya pelestarian bahasa daerah, termasuk dalam penyusunan kebijakan, program pendidikan dan dukungan terhadap penggunaan bahasa daerah dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Maskur mengatakan, bahwa tahun lalu telah dilakukan Revitalisasi pada beberapa bahasa daerah. Tahun ini perlu dilakukan Revitalisasi kembali agar prosesnya berkelanjutan.
“Kita semua berusaha semaksimal mungkin agar budaya dan bahasa kita tidak hilang begitu saja, tetapi terlindungi, terlestarikan, agar lebih kuat dan bermanfaat,” pungkasnya (ter*/abe)
