Kardinal Robert Francis Prevost, Paus Baru Pengganti Fransiskus (1)
Robert Prevost terpilih sebagai paus melalui konklaf Kamis (8/5/2025). Berikut tulisan singkat tentang Prevost oleh Christopher White (Wartawan Surat Khabar Katolik Nasional Amerika Serikat yang diterjemahkan oleh Pater Dr Alexander Jebadu SVD, Dosen IFTK Ledalero pada Jumat 9 Mei 2025).
BIASANYA orang merasa agak tak mungkin orang Amerika bisa menjadi paus. Namun dalam konklaf ini, seorang biarawan Augustinian kelahiran Chicago yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di luar Amerika Serikat layak untuk dipertimbangkan secara serius.
Kardinal Robert Prevost (69), mengepalai Dikasteri Vatikan yang berpengaruh untuk para uskup, kantor yang bertugas memberi nasihat kepada paus tentang pengangkatan para uskup di seluruh dunia.
Sementara para kardinal telah berkumpul setelah kematian Paus Fransiskus, bintang Prevost tampaknya sedang bersinar karena pencalonan Kardinal Pietro Parolin dalam masalah.
Prevost bisa menjadi kandidat bagi mereka yang mencari orang dalam kuria yang bukan Parolin, setelah khotbah Pimpinan Departemen luar negeri Vatikan yang kurang bersemangat pada hari Minggu menimbulkan kekhawatiran tentang kesenjangan karisma.
Beberapa kardinal telah melirik Prevost karena pengalaman globalnya. Meskipun ia orang Amerika sejak lahir, hanya menghabiskan sepertiga hidupnya di AS dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Eropa dan Amerika Latin.
Dia baru menjabat selama dua tahun, menggantikan Kardinal Kanada Marc Ouellet, yang memegang jabatan tersebut selama 15 tahun dan membantu meninggalkan jejak konservatif pada hierarki Katolik.
“Kita sering khawatir tentang pengajaran doktrin, tetapi kita berisiko untuk lupa bahwa tugas pertama kita adalah mewartakan keindahan dan kegembiraan karena iman akan Yesus,” kata Robert Prevost dalam salah satu wawancaranya kepada Vatican News, portal berita Tahta Suci.
Itu adalah sinyal jelas bahwa arus berubah ke arah pastoral baru dan kantor yang dulunya peduli dengan masalah doktrin iman sebagai batu ujian sedang menyeimbangkan kembali prioritasnya dalam mengidentifikasi kandidat untuk jabatan episkopat.
Seperti Paus Fransiskus, Prevost tertarik memilih calon uskup yang mengadopsi pendekatan “pastors first” dalam kepemimpinan gereja. (bersambung)