Isen MulangKalimantan Tengah

Siswa Muslim Diwajibkan Mengaji, Non-Muslim Meliterasi Kitab Suci 

50
×

Siswa Muslim Diwajibkan Mengaji, Non-Muslim Meliterasi Kitab Suci 

Sebarkan artikel ini
Siswa Muslim Diwajibkan Mengaji, Non-Muslim Meliterasi Kitab Suci
SAMPAIKAN: Plt. Kadisdik Provinsi Kalteng, Muhammad Reza Prabowo saat memberikan pemaparan, Rabu (14/5). (Foto: IST)

PALANGKA RAYA – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) resmi mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan seluruh siswa beragama Islam untuk melaksanakan kegiatan mengaji secara rutin. 

Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya penguatan pendidikan karakter berbasis keimanan. Sementara itu, siswa dari agama lain akan diarahkan untuk melakukan literasi kitab suci sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Pelaksana Tugas (Plt) Kadisdik Provinsi Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, menjelaskan bahwa kebijakan tersebut tidak hanya untuk memperdalam nilai-nilai keagamaan, tetapi juga membentuk karakter siswa sejak dini.

“Ini menjadi bagian dari pendidikan karakter berbasis keimanan. Setiap siswa didorong untuk lebih memahami nilai-nilai moral dan spiritual dari ajaran agamanya masing-masing, sebagai fondasi dalam membentuk pribadi yang berintegritas,” ujarnya, saat menghadiri pengarahan Gubernur ke seluruh pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas di Lingkungan Pemprov di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur, Rabu (14/5).

Selain penguatan karakter berbasis agama, Disdik juga akan menetapkan satu hari dalam seminggu sebagai Hari Berbahasa Dayak. Pada hari tersebut, seluruh aktivitas komunikasi di sekolah baik oleh guru maupun siswa didorong untuk menggunakan bahasa Dayak.

“Hari Berbahasa Dayak untuk melestarikan budaya lokal. Di sisi lain, penguatan bahasa asing dan kemampuan berhitung juga menjadi fokus pengembangan literasi dasar,” terangnya.

Di sisi lain, Reza juga menekankan bahwa penguatan kemampuan literasi dasar khususnya dalam bidang bahasa asing dan numerasi tetap menjadi prioritas Disdik. 

Pihaknya ingin memastikan, bahwa siswa Kalteng tidak hanya kuat secara budaya dan spiritual, tetapi juga mampu bersaing dalam dunia global yang semakin kompetitif.

“Kita ingin anak-anak Kalteng memiliki akar budaya yang kuat, tapi juga siap bersaing secara global. Maka dari itu, kemampuan berbahasa asing seperti bahasa Inggris, serta keterampilan berhitung atau numerasi mereka akan terus diasah,” pungkasnya. (ifa/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *