Isen MulangKalimantan Tengah

Siap Genjot Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih

40
×

Siap Genjot Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih

Sebarkan artikel ini
Siap Genjot Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih
RAKOR: Sahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko, menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi secara virtual, Senin (19/5). (Foto: IST)

PALANGKA RAYA – Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko menyebut, bahwa saat ini sudah terbentuk 3.887 Koperasi Desa Merah Putih di Kalimantan Tengah (Kalteng). Namun, masih ada 558 diantaranya yang tidak aktif dan perlu perhatian khusus.

“Ini tantangan sekaligus peluang. Kita harus aktif mendorong dinas terkait agar koperasi di desa dan kelurahan bisa benar-benar berjalan dan memberi manfaat langsung,” ujar Yuas, usai menghadiri rakor pengendalian inflasi secara virtual, Senin (19/5).

Target nasional sendiri cukup ambisius, yaitu membentuk 80.000 koperasi aktif hingga 28 Oktober 2025. Karena itu, menurut Yuas, seluruh elemen pemerintahan daerah harus bergerak cepat.

Koperasi, kata Yuas, adalah instrumen penting dalam memperluas akses masyarakat terhadap peluang usaha yang inklusif dan berkelanjutan. 

“Ini bukan hanya soal angka, tapi soal membangun kemandirian ekonomi masyarakat desa,” tegasnya.

Senada dengan Yuas, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengingatkan bahwa pembentukan Koperasi Desa Merah Putih bukan hanya tanggung jawab pemerintah desa, tapi juga kepala daerah. Ia bahkan menegaskan, bahwa kepala desa yang tidak mendukung program nasional bisa dikenai sanksi.

“Kepala desa memang dipilih langsung oleh rakyat, tapi jika tidak patuh terhadap kebijakan nasional, tetap bisa diberikan teguran,” ujarnya.

Tito juga menegaskan bahwa dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), bahkan pos Belanja Tidak Terduga (BTT), bisa digunakan untuk mendukung proses pembentukan koperasi. Misalnya, untuk membiayai jasa notaris dalam pengurusan badan hukum koperasi.

“Tidak usah ragu gunakan BTT. Kita ingin program ini berjalan cepat dan menyentuh masyarakat,” ucap Tito.

Di sisi lain, kondisi harga bahan pokok di pasar juga turut menjadi sorotan. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, melaporkan adanya tren penurunan harga di sejumlah komoditas selama minggu ketiga Mei 2025.

Minyakita, misalnya, meskipun masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), tercatat mengalami penurunan harga sebesar 0,39 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu, harga bawang putih turun 2,68 persen dan cabai merah turun 7,65 persen.

Penurunan paling drastis terjadi pada cabai rawit yang harganya anjlok 21,23 persen, dengan tren penurunan tercatat di lebih dari 64 persen wilayah Indonesia.

“Bawang merah juga turun 8,57 persen, sementara harga telur ayam ras justru naik sedikit, sebesar 0,21 persen dibanding April 2025,” pungkas Amalia. (ifa/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *