Isen MulangKalimantan Tengah

Lawang Sakepeng sebagai Bela Diri Sambut Tamu Kehormatan

76
×

Lawang Sakepeng sebagai Bela Diri Sambut Tamu Kehormatan

Sebarkan artikel ini
Lawang Sakepeng sebagai Bela Diri Sambut Tamu Kehormatan
BERTARUNG: Salah satu kontingen sedang melakukan Atraksi Lawang Sakepeng di Stadion Tuah Pahoe, Senin (19/5). (Foto: Ter*/PE)

PALANGKA RAYA – Semangat pelestarian budaya lokal kembali digaungkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng), melalui penyelenggaraan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025. 

Salah satu daya tarik utama ajang ini adalah kompetisi Lawang Sakepeng, yaitu seni bela diri Tradisional Khas Dayak Ngaju digelar di Stadion Tuah Pahoe, Senin (19/5).

Pertunjukan Lawang Sakepeng tidak hanya sekadar menampilkan gerakan silat, namun juga menyiratkan simbol kehidupan dan perjuangan menghadapi rintangan.

“Lawang” berarti pintu atau gerbang, sedangkan “Sakepeng” mengacu pada satu keping. Atraksi ini kerap hadir dalam berbagai seremoni adat, seperti penyambutan tamu kehormatan maupun prosesi pernikahan.

Lomba tahun ini menarik perhatian dengan diikuti oleh sebelas kontingen putri dan 12 kontingen putra. Peserta kategori putri berasal dari Kota Palangka Raya serta kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Gunung Mas, Katingan, Barito Selatan, Murung Raya, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Seruyan dan Lamandau. Sementara kontingen putra berasal dari daerah yang sama ditambah Sukamara.

Kepala Bidang Kesenian, Tradisi dan Warisan Budaya sekaligus Sekretaris Panitia FBIM 2025, Sussy Asty hadir sekaligus membuka kegiatan tersebut. 

Ia mengatakan, bahwa melalui tajuk Spirit of Isen Mulang mencerminkan semangat pantang menyerah dan terus maju.

Kemudian, disampaikan bahwa tujuannya untuk mempererat sinergi antardaerah dalam upaya menjaga eksistensi seni, budaya dan sektor pariwisata Kalteng.

“Saya ingin mengingatkan, kepada para peserta, walaupun ini dalam bentuk lomba, kompetisi, tapi tujuan utama kita adalah menyajikan atraksi, seni yang menarik pengunjung dan memberi hiburan kepada penonton yang hadir,” ucap Sussy Asty.

Disisi lain, Koordinator Lomba Lawang Sakepeng, Hendro berharap, FBIM menjadi wadah promosi budaya lokal, tidak hanya di level provinsi, tetapi juga nasional, bahkan internasional. 

Diharapkan, melalui gelaran tersebut mampu mendongkrak jumlah wisatawan yang datang ke Kalimantan Tengah.

Adapun kriteria peserta mencakup utusan dari seluruh kabupaten atau kota se-Kalteng, berpasangan (pria dan wanita) tanpa cadangan, usia 15–50 tahun serta diiringi musik tradisional berupa dua gendang manca dan satu gong dari panitia provinsi. Tiap daerah diperbolehkan membawa tiga pemusik serta instrumen khas masing-masing.

Sistem pertandingan menggunakan format gugur dengan durasi tampil antara 5 hingga 7 menit. Lapangan berukuran 8×6 meter, gapura selebar 1 meter dan tinggi 2 meter. Pakaian yang dikenakan wajib merupakan busana daerah.

Pada hasil akhir, kontingen Kabupaten Pulang Pisau meraih juara pertama kategori putra, disusul Murung Raya dan Kotawaringin Barat. Untuk kategori putri, Kabupaten Kapuas berhasil keluar sebagai juara, diikuti Murung Raya dan Kota Palangka Raya di posisi ketiga. (ter*/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *