PALANGKA RAYA – Dalam rangka Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Tahun 2025, Lomba Besei Kambe di Bawah Jembatan Kahayan, Palangka Raya, Selasa (20/5) pagi, kembali menjadi perhatian masyarakat.
Olahraga Besei Kambe sekarang sendiri dikenal sebagai tarik tambang, yang memiliki artian tersendiri dalam bahasa Dayak Ngaju.
Dalam bahasa Suku Dayak Ngaju, Besei artinya dayung atau mendayung dan Kambe artinya roh atau arwah nenek moyang suku Dayak.
Besei Kambe sendiri memiliki berbagai versi cerita, banyak yang mengatakan bahwa merupakan cerita legenda yang mengandung unsur mistis. Konon, masyarakat kampung sedang menggelar ritual adat yang dihadiri banyak warga dan terdengar keributan ditengah sungai, tak jauh dari lokasi pelaksanaan riual.
Setelah diperhatikan, ternyata suara tersebut berasal dari makhluk halus penghuni sungai. Warga banyak yang melihat bahwa makhluk halus itu sedang mendayung ke arah yang berlawanan disertai suara gaduh.
Kemudian, versi lain dari cerita Besei Kambe dikatakan suatu waktu pada masa perang, musuh menyerang salah satu desa dengan menggunakan jukung dan para penduduk yang memiliki ikatan dengan roh leluhur melakukan ritual pemanggilan. Akhirnya, perahu musuh yang menyerang seakan tidak bergerak ditengah perjalanan, bahkan seakan terdorong mundur akibat bantuan dari roh leluhur.
Pada Besei Kambe dibagi menjadi dua regu yang beranggotakan dua orang. Kedua regu tersebut akan saling membelakangi dan mendayung beradu kekuatan ke arah yang saling berlawanan.
Salah satu warga lansia yang menonton mengatakan bahwa dirinya berharap generasi muda semakin mengenal dan melestarikan budaya leluhur seperti Besei Kambe hari ini. (ter*/abe)