PALANGKA RAYA – Memasuki hari ke empat gelaran Festival Budaya Isen Mulang yang juga merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi Provinsi Kalimantan Tengah ke-68, peserta dari tiap kontingen yang berlomba semakin bersemangat.
Salah satu ajang lomba atau permainan tradisional yang menjadi perhatian pada Rabu (21/5) pagi ini adalah Lomba Habayang dalam bahasa Dayak Ngaju atau lebih dikenal masyarakat Kalimantan Tengah sebagai Bagasing.
Tidak hanya peserta dan pendamping yang antusias, para penonton dan pendukung juga turut memberikan dukungan serta memenuhi area lomba di Halaman Museum Balanga Palangka Raya.
Permainan tersebut merupakan bagian dari kearifan lokal dan sudah menjadi tradisi di Kalimantan Tengah. Dalam permainan Habayang ini, menggunakan gasing yang terbuat dari kayu dan memiliki dua jenis, yaitu Gasing Balanga dan Gasing Pantau.
Gasing Balanga sendiri berbentuk menyerupai guci atau balanga. Sedangkan Gasing Pantau adalah gasing yang didesain untuk berputar dalam waktu yang cukup lama. Saat berputar kerap mengeluarkan bunyi desing yang khas karena daya putarnya yang kuat.
Jenis gasing yang biasanya digunakan dalam perlombaan sendiri adalah Gasing Balanga. Cara bermain Habayang sendiri yaitu dengan dilempar setelah gasing dililitkan dengan tali di atasnya sembari ditarik, kemudian membuat gasing berputar. Tidak hanya membuatnya berputar, keseruan dari Habayan sendiri adalah ketika kita sedang diposisi menyerang.
Peserta yang berada diposisi menyerang mendapatkan giliran kedua untuk bermain, kemudian menghempaskan gasing lawan.
Disela-sela lomba, salah seorang penonton mengatakan, bahwa Habayang masih menjadi salah satu permainan yang diminati. Tidak kalah dengan Gasing modern yang sering kita lihat di Televisi maupun Internet.
“Dari kegiatan FBIM setiap tahunnya, kita masyarakat Kalimantan Tengah bisa mengenang kembali warisan budaya daerah, serta memperkenalkan kearifan lokal kita kepada anak-anak muda dan masyarakat luas,” ucap salah satu penonton itu.
Melalui rangkaian kegiatan tersebut, senada dengan yang sebelumnya telah disebutkan Gubernur Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran, mengusung tema “Spirit of Isen Mulang” hendaknya FBIM tidak hanya menjadi wadah ekspresi seni dan budaya, tetapi juga sebagai bentuk nyata dari upaya pelestarian nilai-nilai luhur masyarakat Kalimantan Tengah. (ter*/abe)