PALANGKA RAYA – Jembatan Sei Jelai yang membentang menghubungkan Kabupaten Sukamara di Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan Kabupaten Ketapang di Kalimantan Barat, kini berdiri kokoh setelah dibangun selama hampir dua dekade.
Namun, di balik megahnya infrastruktur tersebut, ada satu persoalan yang belum tuntas, akses jalan penghubung yang masih belum memadai.
Hal inilah yang mendorong Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kalteng, Herson B. Aden, untuk turun langsung meninjau lokasi bersama sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Sabtu (7/6).
“Secara konstruksi, jembatan ini sudah selesai sejak 2023. Tapi kenyataannya, belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya,” ujar Herson.
Menurutnya, masih ada sekitar 2,5 kilometer jalan yang belum layak digunakan, ditambah 350 meter yang memerlukan perawatan dan penanganan khusus. Kendala inilah yang membuat jembatan belum bisa menunjang mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi sebagaimana yang diharapkan.
Meski begitu, Herson optimistis. Ia menyebut sudah ada intervensi dari pemerintah provinsi (Pemprov) serta komitmen dari beberapa perusahaan sekitar yang siap berkontribusi dalam pembangunan jalan tersebut.
“Kami harap sinergi ini segera terwujud. Perkembangannya akan segera kami laporkan kepada Gubernur,” tambahnya.
Dalam kunjungan tersebut, hadir pula Sekretaris Daerah Kabupaten Sukamara, Sunardi. Ia menyoroti pentingnya peran pemprov dalam mengupayakan percepatan pembangunan jalan, terutama dalam hal perizinan pemanfaatan lahan dari kementerian terkait.
“Koordinasi lintas sektor sangat penting agar ases jalan ini bisa difungsikan untuk kepentingan umum. Manfaatnya besar, bukan hanya bagi Sukamara, tapi juga bagi Ketapang dan wilayah sekitarnya,” tutup Sunardi. (ifa/abe)