International

Meski Diganggu AS, Iran Bisa Kembali Perkaya Uranium dalam Hitungan Bulan

162
×

Meski Diganggu AS, Iran Bisa Kembali Perkaya Uranium dalam Hitungan Bulan

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

Konflik antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat (AS) memasuki babak baru. Meski diganggu oleh campur tangan AS, program nuklir Iran ternyata belum sepenuhnya lumpuh. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, memperingatkan bahwa Iran masih memiliki kemampuan teknis untuk kembali memperkaya uranium dalam waktu singkat. 

Dalam wawancara dengan CBS pada Minggu (29/6), Grossi mengatakan bahwa meski fasilitas nuklir Iran mengalami kerusakan parah akibat serangan, kerusakan itu tidak total. “Mereka masih punya kapasitas. Dalam hitungan bulan, bahkan bisa lebih cepat, Iran bisa kembali menjalankan pengayaan uranium,” kata Grossi.

Pernyataan ini bertolak belakang dengan klaim mantan Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya menyatakan bahwa serangan Amerika telah ‘sepenuhnya menghancurkan’ program nuklir Iran dan ‘memundurkan ambisi nuklir mereka puluhan tahun’. Namun laporan awal dari Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA) yang dikutip CNN menunjukkan bahwa serangan udara AS terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran kemungkinan hanya menunda program tersebut beberapa bulan saja, bukan menghentikannya.

Iran sendiri bersikeras bahwa program nuklir mereka bertujuan damai. Dalam wawancara terpisah, Duta Besar Iran untuk PBB Amir-Saeid Iravani menegaskan bahwa negaranya ‘tidak akan pernah berhenti’ memperkaya uranium. Ia menyebut pengayaan uranium sebagai hak mutlak Iran untuk kepentingan energi dan riset sipil.

Sebagaimana diketahui, konflik bersenjata antara Iran dan Israel pecah awal Juni dan berlangsung selama 12 hari. Israel meluncurkan serangan yang diklaim sebagai langkah pencegahan terhadap potensi pengembangan senjata nuklir Iran. 

Amerika kemudian ikut turun tangan dengan meluncurkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir strategis di Iran sebelum gencatan senjata diberlakukan. Meski Washington mengklaim telah menciptakan ‘kerusakan sangat serius’, informasi yang beredar menunjukkan bahwa pejabat Iran, melalui komunikasi yang disadap, mengakui serangan tersebut tidak seburuk yang mereka perkirakan.

Beberapa anggota parlemen AS, setelah mengikuti briefing tertutup, mengakui bahwa masih ada cadangan material nuklir Iran yang tersisa. Namun mereka membela langkah militer tersebut dengan menyebut bahwa penghancuran total bukanlah tujuan utama misi itu.

Grossi menambahkan bahwa selama ini Iran secara berkala memberikan informasi kepada IAEA. Namun sejak dimulainya serangan Israel dan AS, komunikasi itu mulai terputus. Ia menegaskan pentingnya IAEA diberi akses kembali ke situs-situs nuklir Iran agar bisa menilai sejauh mana aktivitas nuklir yang tengah berlangsung.

“Kami tidak menemukan bukti program senjata nuklir aktif. Tapi ada pertanyaan-pertanyaan penting yang belum mereka jawab,” kata Grossi.

Sementara itu, pejabat AS masih bersikukuh bahwa operasi militer telah mengubah situasi secara drastis. “Perbedaan kondisi program nuklir Iran sebelum dan sesudah Operasi Midnight Hammer itu seperti siang dan malam,” kata seorang pejabat AS, mengutip pernyataan Grossi sebelumnya.

Namun bagi komunitas internasional, yang menjadi perhatian utama bukan hanya kerusakan fasilitas, tetapi juga apakah program tersebut bisa hidup kembali. Dan jika melihat kapasitas industri dan teknologi Iran yang masih tersisa, banyak analis menilai, ancaman itu belum benar-benar hilang.

sumber : jawa.pos

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *