Sidang kasus dugaan suap dan obstruction of justice perkara PAW eks Caleg PDIP Harun Masiku dengan terdakwa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (3/7).
Agenda sidang yang berlangsung di Ruang Prof. Dr. M. Hatta Ali, lantai 1 PN Jakarta Pusat ini dipimpin oleh Hakim Ketua Rios Rahmanto, S.H., M.H., dengan agenda pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum. Sekitar 100 orang turut hadir menyaksikan jalannya persidangan.
Namun bukan hanya di ruang sidang, ketegangan juga terasa di luar gedung pengadilan. Sekitar pukul 08.00 WIB, massa dari Dewan Pimpinan Daerah Relawan Perjuangan Demokrasi (DPD REPDEM) DKI Jakarta melakukan aksi unjuk rasa.
Sekitar 150 orang berkumpul di sisi kanan depan PN Jakarta Pusat, menuntut agar persidangan dihentikan karena dianggap bermuatan politis.
Mengantisipasi situasi yang berpotensi memanas, Kepolisian menerjunkan 916 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan jajaran Polsek untuk mengamankan jalannya persidangan dan aksi unjuk rasa.
“Orator baik yang pro maupun kontra kami imbau agar tidak memprovokasi massa, tidak berbuat anarkis, tidak merusak fasilitas umum, agar tertib selama jalannya sidang, tidak melawan petugas pengamanan, dan tidak membakar ban bekas,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di lokasi.
Ia juga menekankan pentingnya menghargai petugas dan pengguna jalan lainnya. “Hargai juga pengguna jalan raya lainnya yang sedang beraktifitas, dan bagi pengunjung sidang agar tertib, tidak mengganggu jalannya sidang, sehingga sidang dapat berjalan lancar,” ucapnya.
Susatyo mengklaim polisi yang hadir bukan untuk menakuti masyarakat. Ia juga memastikan bahwa seluruh personel pengamanan tidak dibekali senjata api.
“Hargai saudara kita yang akan menyampaikan pendapatnya. Laksanakan pengamanan secara humanis dan profesional. Ingat, kita semua bersaudara meskipun berbeda pandangan,” tuturnya.
Sementara itu, pengalihan arus lalu lintas di sekitar PN Jakarta Pusat akan bersifat situasional. Masyarakat diimbau untuk menggunakan jalan alternatif guna menghindari kepadatan.
Editor: Sabik Aji Taufan
Sumber : jawapos.com