Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman mengungkap, saat ini penyaluran pupuk sudah lebih baik. Distribusi tidak lagi terkendala oleh mekanisme panjang, sehingga bisa segera diterima oleh para petani.
Amran mengatakan, kondisi ini dipengaruhi oleh Instruksi Presiden (Inpres) yang diterbitkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Inpres ini berhasil memangkas regulasi agar lebih efisien.
“Luar biasa bapak presiden 4 inpres turun dalam waktu 6 bulan dan ini berkontribusi cukup besar. Contoh pupuk, dulu prosesnya panjang. Sekarang dari menteri, pabrik, langsung ke petani,” ungkap Amran, Senin (7/7).
Amran menambahkan, penyederhanaan regulasi dan manajerial, serta efisiensi penyaluran pupuk langsung kepada petani menjadi kunci keberhasilan. Selain Inpres pupuk, presiden juga menerbitkan Inpres-inpres lainnya untuk mendukung kesejahteraan para petani.
“Ini baru satu Inpres, masih ada Inpres lainnya seperti irigasi, dan penyuluh pertanian lapangan (PPL), ini luar biasa,” imbuhnya.
Dampak efisiensi ini juga terlihat dari stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog. Saat ini stok mencapai 4 juta ton lebih, angka tertinggi yang pernah dicapai Indonesia.
“Stok (beras) kita sekarang ini ada 4 juta ton lebih. Target dari Bapak Presiden, dari awal rencana kita swasembada 4 tahun, kemudian 3 tahun,” imbuhnya.
Presiden Prabowo telah memberikan pengarahan untuk menggenjot produksi dalam negeri. Sejauh ini, baik BUMN, TNI, Polri, Bulog dan Petani mengambil peran penting dalam realisasi ini.
“Ini merupakan gagasan besar Bapak Presiden, [Kementerian Pertanian RI] kami hanya eksekutor, berikutnya ada TNI dan Kepolisian yang membantu, ada BUMN, Bulog, dan petani sebagai pahlawan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Amran kembali menegaskan bahwa Presiden Prabowo selalu berpesan untuk selalu memberikan yang terbaik kepada rakyat. Amran juga diminta untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memajukan sektor pertanian.
“Bapak selalu berpesan berikan yang terbaik kepada rakyat indonesia terutama petani,” tandasnya.