Tiongkok baru saja mengguncang dunia penerbangan domestiknya dengan aturan baru yang cukup bikin penumpang gelisah. Mulai 28 Juni 2025, power bank tanpa sertifikasi resmi (3C) dilarang ikut terbang.
Langkah ini diambil setelah serangkaian insiden serius yang melibatkan power bank yang meledak, terbakar, hingga mengeluarkan asap di tengah penerbangan. Sepanjang 2025 saja, sudah ada 15 kejadian, meningkat dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.
Tak heran, pihak otoritas penerbangan—Civil Aviation Administration of China (CAAC) memutuskan untuk mengetatkan aturan terkait perangkat pengisi daya tambahan tersebut.
Apa itu Sertifikasi 3C?
Sertifikasi China Compulsory Certification (3C) atau CCC adalah semacam ‘SIM’ untuk produk elektronik. Ini bukan sekadar stiker tempel, tapi proses panjang yang bisa makan waktu 3-6 bulan dan biaya sekitar 30 ribu yuan (setara 65 juta rupiah).
Dikutip dari Sixth Tone, sertifikasi ini wajib untuk memastikan produk aman, berkualitas, dan tidak membahayakan pengguna.
Mulai 1 Agustus 2024, semua baterai lithium-ion, termasuk power bank dan baterai cadangan, wajib punya sertifikasi ini jika ingin dijual, diproduksi, atau diimpor di Tiongkok.
Dua Merek Besar Tersandung
Kasus ini makin serius ketika dua merek ternama, Anker dan Romoss, diketahui menjual power bank bermasalah. Anker ketahuan memakai sel baterai dari pemasok yang tidak sah, sementara Romoss menggunakan material sel baterai cacat.
Hasilnya? Lebih dari 1,2 juta unit ditarik dari pasaran hanya dalam satu bulan. Bahkan, 90 persen dari komponen produk tersebut dikategorikan sebagai ‘berbahaya’.
Bandara Jadi “Tempat Sampah” Power Bank?
Sejak aturan ini berlaku, linimasa media sosial di Tiongkok dibanjiri foto-foto keranjang berisi tumpukan power bank sitaan di bandara. Banyak penumpang yang baru tahu aturan ini saat boarding.
Selain itu, tak cuma power bank pribadi yang kena getahnya. Bisnis power bank bersama (yang biasa dipinjam di mal atau stasiun) juga terdampak. Meski merek besar seperti Jiedian sudah mulai beralih ke produk bersertifikasi, banyak unit lama yang masih beredar di daerah-daerah tua dan pasar malam, dan belum memenuhi standar.
Menurut laporan 2024, pasar power bank bersama di Tiongkok bernilai CNY 12,6 miliar dan terus tumbuh 20 persen setiap tahun. Ada lebih dari 4 juta stasiun pengisian daya tersebar di seluruh negeri. Tapi kini, industri ini dihadapkan pada tantangan besar: menyaring produk legal dan ilegal di tengah distribusi yang super luas.
Meski sertifikasi 3C dirancang ketat, tetap ada celah. Beberapa produsen kecil menyiasati aturan dengan meminjam izin pabrik lain lewat ‘program afiliasi’ dengan cara membayar. Praktik ini jelas bikin otoritas geram, karena bisa merusak tujuan utama regulasi: keselamatan pengguna.
Meski aturan ini berlaku di dalam negeri Tiongkok, dampaknya bisa dirasakan juga oleh wisatawan asing. Jadi, buat kamu yang mau terbang ke atau dari Tiongkok, pastikan power bank kamu punya label 3C. Kalau tidak, siap-siap power bank kamu tinggal di keranjang bandara!
Sebagai informasi juga, aturan internasional sebenarnya sudah lama mewajibkan power bank disimpan di kabin pesawat, bukan bagasi. Tapi di beberapa negara seperti Tiongkok, kriteria lebih ketat seperti watt-hour limit dan sertifikasi khusus juga diberlakukan.
Jadi, sebelum terbang, baik domestik maupun internasional, cek kembali spesifikasi power bank kamu. Jangan sampai liburan berakhir dengan barang sitaan dan dompet bolong karena beli produk ilegal.
Sebab, perangkat sekecil power bank bisa jadi sumber bencana besar kalau tidak dikendalikan. Aturan Tiongkok ini jadi pengingat penting bahwa keamanan penerbangan dimulai dari hal-hal kecil yang sering kita anggap remeh.
Jadi, mulai sekarang: cek power bank kamu, jangan asal colok dan bawa terbang.
Editor: Edy Pramana
Sumber : jawapos.com