Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti prihatin soal rendahnya keadaban berbahasa di tengah masyarakat, khususnya di ruang digital. Saat ini, penggunaan kata-kata kasar hingga jorok seolah jadi hal lumrah.
“Keadaban berbahasa ini menurut saya sudah pada level yang sangat serius. Orang ngomong kata-kata kasar, mohon maaf kata-kata jorok dan sejenisnya, itu (seolah, red) sudah sangat biasa,” ungkap Abdul Mu’ti dalam acara “Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia” pada di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Selasa (24/6).
Adapun acara “Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia” ini digelar oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh para guru Bahasa Indonesia secara luring dan daring, kegiatan itu bertujuan memperkuat pemahaman kebijakan bahasa nasional.
Menurut menteri, bahasa ini menjadi cerminan sebuah bangsa. Karenanya, Bahasa Indonesia semestinya tak hanya diposisikan sebagai alat komunikasi semata. Akan tetapi juga wadah untuk membangun pola pikir kritis dan pembentuk karakter anak bangsa. “Kemampuan berpikir seseorang itu bisa dilihat dari bagaimana dia berbahasa, baik lisan maupun tulisan,” tutur Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Oleh sebab itu, dia menekankan, proses mengajar bahasa Indonesia harus disertai dengan logika.
sumber : jawa.pos